Kota Bogor

Colas Rail Paparkan Masalah Teknis Trem Kota Bogor

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terus mematangkan rencana transportasi masal berbasis rel atau trem. Salah satunya melakukan pertemuan dengan Colas Rail di Paseban Narayana, Balaikota Bogor, Selasa (25/2/2020).

Menurut Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim saat ini Colas Rail sudah fokus ke beberapa hal, pertama sudah masuk kepada masalah teknis seperti masalah depo, masalah pemilihan jenis trem. Mereka usulkan spesifikasinya yang low deck, masalah jembatan yang harus dilalui, masalah finansial dan masalah regulasi.

Selain itu, permasalahan kebutuhan depo, sebab depo tersebut harus disiapkan jika Kota Bogor jadi memakai trem sebagai sarana alternatif transportasi masal.

“Masalah utama di Bogor ini tidak mempunyai lahan yang cukup untuk depo yang lebih dari lima hektare, walaupun ada, itu harus di akuisisi atau harus di beli,” ucap Dedi usai pertemuan dengan Colas Rail.

Baca juga  Telkom Kota Bogor Belum Juga Perbaiki Tiang Ambruk di Lawanggintung

Dedie mengatakan, nantinya ada tiga jembatan yang akan dilalui trem, salah satunya jembatan di jalan Otto Iskandar Dinata (Otista) yang tahun ini rencananya akan diperlebar.

“Walaupun tidak diperlebar nanti harus disesuaikan dengan spesifikasi trem, jadi bisa dilalui trem dari sisi bobotnya memungkinkan untuk dilalaui, dan dari sisi kelebarnya harus bisa disesuaikan dengan rencana apabila jadi menggunakan trem,” katanya.

Ia menuturkan, bahwa Colas Rail menyarankan untuk menggunakan trem baru bukan hibah dari Utrech, Belanda, sebab kalau trem hibah ada masa pakainya sisa 10-15 tahun lagi, tetapi kalau trem baru bisa digunakan 30-40 tahun.

“Kalau trem hibah, kita nanti perlu pengadaan lagi setelah 15 tahun di tambah maintenance nya lebih mahal. Kita sebagai user tidak menolak karena ini kan program pemerintah pusat, tapi pemerintah pusat juga belum memutuskan apakah trem hibah tersebut akan diambil atau tidak,” jelasnya.

Baca juga  Pemkot Bogor Ekspose Program Trem ke DPRD

Ia menambahkan jika mendatangkan trem hibah dari Belanda, estimasi biaya pengiriman trem tersebut cukup tinggi. “Estimasi satu unit 3 miliar di kali 22 jadi sekitar 66 miliar belum asuransi, tarolah 100 miliar totalnya, kemudain harus di modifikasi dulu di PT. Inka, di pasang AC, baterai dan lain lain,” pungkasnya. [] Ricky

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top