Kab. Bogor

Cegah Stunting, Puskesmas Gunung Putri Atasi dengan SERBU CETING NASI

puskesmas gunung putri

BOGOR-KITA.com, GUNUNG PUTRI – Gizi buruk adalah salah satu hal yang menjadi masalah global, termasuk di Indonesia. Pemenuhan gizi yang belum tercukupi baik sejak dalam kandungan hingga bayi lahir dapat menyebabkan terjadinya berbagai masalah kesehatan, baik pada ibu maupun bayinya. Salah satu gangguan kesehatan yang berdampak pada bayi yaitu stunting atau tubuh pendek akibat kurang gizi kronik.

Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor mencatat adanya 32,9 persen atau 282.627 balita dari jumlah keseluruhan 859.501 balita di Kabupaten Bogor menderita stunting hingga akhir tahun 2018. Kondisi ini terjadi karena rendahnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya gizi ibu selama mengandung atau setelah anak dilahirkan, terutama ASI eksklusif selama dua tahun.

Baca juga  30 Desa Belum Serahkan SPJ 2022, Samisade Tahun 2023 Bakal Tertunda

Kondisi yang sama juga terjadi di wilayah Puskesmas Gunung Putri. Hasil survey dengan para ibu hamil yang berkunjung ke puskesmas maupun yang mengikuti kelas ibu di posyandu diketahui bahwa pengetahuan mereka tentang pentingnya gizi pada 1.000 HPK sangat rendah.

“Untuk mengatasi masalah ini, kami melucurkan inovasi Serbu Ceting Nasi, kependekan dari Senin Rabu Cegah Stunting dengan Edukasi 1.000 HPK (Hari Pertama Kehidupan),” ujar dr. Prima Artha Tarigan, Kepala Puskesmas Gunung Putri.

Prima menyampaikan bahwa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) merupakan masa emas pertumbuhan dan perkembangan bayi, mulai dari janin dalam kandungan hingga balita berusia 2 tahun. Kurangnya asupan zat gizi, buruknya sanitasi, dan kurangnya imunisasi dapat menjadi penyebab gagalnya tumbuh kembang bayi pada masa ini. Untuk itu mari bersama kita Kawal 1.000 HPK agar generasi selanjutnya dapat tumbuh menjadi generasi tangguh, sehat dan berdaya saing.

Baca juga  Cegah Anemia pada Remaja Putri, Puskesmas Cibening Andalkan Inovasi DANIA

“Kegiatan inovasi ini terbagi dua yaitu di dalam gedung (puskesmas) yang dilaksanakan setiap hari Senin dengan sasaran ibu hamil yang berkunjung ke puskesmas dengan memberikan edukasi tentang pencegahan stunting sejak 1.000 HPK. Sedangkan  di luar gedung dilaksanakan setiap hari Rabu pada kegiatan kelas ibu di posyandu,” jelas Sukmawati, AMG, inisator inovasi Serbu Ceting Nasi.

Dikatakannya, upaya edukasi gizi juga dilakukan melalui penyebarluasan pesan dengan media leaflet dan Whatsapp. Hal ini bertujuan agar informasi dapat menjagkau luas ke seluruh masyarakat sasaran. Harapannya agar pengetahuan mereka tentang pentingnya 1.000 HPK meningkat dan upaya pencegahan stiuunting dapat diwujudkan. [] Hari/IGA

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top