Oleh : Hj. Ade Yasin, S.H., M.H.
BOGOR-KITA.com – ‘Rahasia untuk menjadi yang terdepan adalah dengan memulai’. Demikian seorang penulis novel berkebangsaan Inggris Samuel Langhorne Clemens alias Mark Twain pernah berkata.
Mengawali hari-hari menjadi Bupati, berarti mengawali geliat perubahan yang akan terjadi di Kabupaten Bogor. Karena tanpa perubahan, sama saja dengan ketiadaan pembaruan kepemimpinan. Perubahan Bogor ke arah yang lebih baik sudah menjadi harga yang tidak bisa ditawar bagi saya.
Hari ini genap tujuh hari saya mengemban amanah sebagai Bupati. Minggu lalu, mengawali saya berdinas, kegiatan pertama adalah menggelar apel bersama jajaran ASN di lingkungan Pemda Kabupaten Bogor. Dalam kegiatan apel tersebut saya bersama Wakil Bupati menekankan tentang pentingnya memelihara budaya disiplin, khususnya disiplin masuk kantor tepat waktu. Usai apel, masih bersama Pak Wakil Bupati, saya mengunjungi sejumlah kantor pelayanan publik untuk mengecek dan memastikan kantor-kantor tersebut bekerja secara cepat dan profesional.
Di lapangan saya mendapati beberapa fasilitas pelayanan publik yang masih belum bekerja secara optimal, tentu ini menjadi catatan penting bagi saya dan Wakil Bupati untuk melakukan pembenahan pada sektor pelayanan publik. Sektor ini sangat vital karena pelayanan yang baik akan menciptakan ‘trust’ publik kepada pemerintah daerah. Dengan modal ‘trust’ ini, kolaborasi dalam membangun Bogor akan mudah terealisasi.
Usai mengunjungi beberapa dinas, saya langsung memimpin rapat bersama seluruh jajaran SKPD yang ada di lingkungan Pemda. Dalam rapat tersebut, saya meminta akselerasi pembangunan Kabupaten Bogor. Agar akselerasi itu bisa berjalan efektif, maka kolaborasi antar kedinasan menjadi hal yang sangat niscaya. Tidak ada lagi ego kedinasan, tidak ada lagi saling lempar tanggung jawab. Karena yang akan kita bangun, bukan institusi atau kepentingan golongan tertentu, tapi Kabupaten Bogor.
Sejak dulu saya meyakini, dialog adalah cara yang efektif melepaskan sumbatan-sumbatan dalam komunikasi. Oleh karena itu, pada hari berikutnya saya mengajak perwakilan buruh untuk berdialog, mendudukan tuntutan-tuntutan mereka, mendengarkan dan mencarikan solusi terbaik yang bisa dilakukan oleh bupati. Melalui diskusi yang terbuka dan dialog yang mengedepankan kemaslahatan bersama Alhamdulillah, berujung pada dibatalkannya unjuk rasa buruh dengan skala besar yang akan digelar dalam waktu dekat ini.
Perubahan Kabupaten Bogor tidak hanya ditandai dengan masifnya pembangunan fisik. Namun harus juga diarahkan kepada pembangunan non fisik. Yaitu pembangunan lingkungan dan manusianya. Jika pembangunan fisik membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit, maka pembangunan non fisik bisa dimulai oleh kita, sekarang dan tidak memerlukan biaya yang besar. Oleh karena itu, untuk memulai pembangunan dari sisi non fisik tersebut saya mencanangkan program Bogor Anti Plastik (Bogor Antik). Yaitu program yang mengajak masyarakat untuk tidak lagi menggunakan bahan bermateri plastik dalam kehidupan sehari-hari. Komitmen Bogor Antik ini sudah saya mulai di lingkungan kantor dan rumah, semoga dengan pencanangan program Bogor Antik ini bisa mereduksi jumlah sampah yang tidak terurai di Kabupaten Bogor serta berkontribusi bagi terpeliharanya lingkungan yang nyaman dan sehat.
Itulah catatan saya selama satu pekan menjalankan amanah dari rakyat sebagai Bupati Bogor. Tentu ini bukanlah capaian, karena saya baru memulai. Tapi pekerjaan yang dimulai adalah sebagian dari pencapaian.
Maka saya mengajak kepada seluruh elemen masyarakat, dengan kekuatan kolaborasi dan sinergi mari kita bahu membahu membangun Kabupaten Bogor menuju Kabupaten Termaju, Nyaman dan Berkeadaban. [] Admin