BOGOR-KITA.com – Kumandang lagu kebangsaan Indonesia Raya disertai alunan musik yang dimainkan anggota Drum Band Pusdikzi menjadi pembuka kegiatan Kirab Bendera Festival Merah Putih (FMP) 2018, Minggu (5/08/2018) pagi.
Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) yang khidmat menyanyikan lagu ciptaan W.R Soepratman tersebut, bersama seluruh masyarakat yang memang datang sedari pagi di Plaza Balai Kota Bogor, Jalan Ir. Juanda, Kota Bogor untuk memeriahkan festival.
Bendera merah putih sepanjang 117 meter x 5 meter dibentangkan mulai dari pintu masuk Balai Kota Bogor memanjang hingga ke belakang. Tepat pukul 06.50 WIB, Wali Kota Bogor Bima Arya bersama jajaran muspida dan panitia bersama-sama melepas kirab bendera raksasa dengan simbolis mengangkat bendera ke atas.
“Festival merah putih dinyatakan dimulai maju jalan” ujar Bima dengan suara lantang.
Langkah tegap anggota drum band Pusdikzi disertai musiknya yang cukup keras membuat suasana menjadi semakin semangat. Arak-arakan bendera merah putih yang hampir menutupi setengah Jalan Ir. Juanda pun mulai berjalan menuju kawasan Car Free Day (CFD) di Jalan Jendral Sudirman.
Kegiatan yang sudah rutin digelar sebagai wujud menyambut HUT Kemerdekaan RI ini memang melibatkan banyak elemen dan lapisan masyarakat. Mulai dari TNI, Kepolisian, Dishub, Satpol PP, Komunitas dan tentunya anak-anak sekolah sebagai generasi penerus bangsa. Mereka semua turut serta mengarak lambang negara Indonesia dengan gagah dan semangat.
Suasana penuh kebersamaan dan kekompakan tersebut tentu saja menjadi perhatian warga. Baik yang memang sudah mengetahui dan menantikan festival ini maupun yang baru mengetahui adanya FMP 2018. Warga yang menonton turut bersuka cita sembari mengabadikan momen tersebut.
Salah seorang warga Haur Jaya Desi Tresna (47) mengatakan, dirinya merasa takjub dengan gelaran yang mampu menyedot animo masyarakat. Menurutnya, kirab bendera sebagai wujud kebersamaan dan kesatuan merupakan sebuah ide yang sangat bagus dan menarik.
“Semoga semakin banyak event positif seperti ini yang bisa mengeratkan kesatuan kebersamaan antar suku agama dan lainnya,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Harian Pondok Pesantren Al-Ghazali Turmudi Hudri mengatakan, pihaknya atas kesadaran sendiri mengajak 45 santrinya untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Jumlah 45 santri ini menjadi simbol tahun kemerdekaan RI 1.945. Anak-anak santri yang dilibatkan berkisar di usia 12 tahun sampai 17 tahun sebagai bagian dari wujud pembelajaran cinta tanah air kepada para santri.
“Kami selalu menanamkan cinta tanah air bagian dari iman dan bentuk syukur atas nikmat kemerdekaan sehingga harus terus ditanam dan dipupuk,” jelasnya. [] Admin