Begini Upaya Peneliti IPB University Kurangi Ketergantungan Impor Benang Sutera
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Dalam upaya mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap benang mentah sutera, tim peneliti dari Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University berusaha mengembangkan empat galur sintetik ulat sutera non murbei Samia ricini. Tim IPB University tersebut diketuai oleh Prof Ronny Rachman Noor melalui program Kedaireka.
Prof Ronny menjelaskan, galur sintetik yang diberi nama Jopati, Prasojo, Pasopati dan Joglo ini memiliki karakter warna dan pola warna yang spesifik. Tidak hanya itu, galur tersebut juga memiliki ketahanan terhadap stress lingkungan terutama panas. Dengan demikian, galur ini sangat cocok untuk dipelihara di wilayah marjinal guna menopang perekonomian masyarakat.
Dosen IPB University itu melanjutkan, pengembangan galur sintetik Samia ricini ini bekerjasama dengan mitra peternak ulat sutera Jantra Mas Sejahtera (JAMTRA), FMIPA IPB University, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan, Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi serta Pusat Riset Biomaterial, BRIN.
“Salah satu keunikan ulat sutera Samia ricini adalah wilayah pemeliharaannya yang sangat luas dan sumber pakannya yang tidak memerlukan pakan khusus,” kata Prof Ronny Rachman Noor.
Ia melanjutkan, ulat sutera ini dapat dipelihara dengan pakan daun singkong, daun karet dan daun jarak kepyar. Dengan demikian, katanya, sangat cocok untuk dikembangkan di seluruh wilayah Indonesia dengan biaya pakan yang murah.
Prof Ronny menambahkan, galur sintetik unggul ini dikembangkan untuk menghasilkan serat sutera Samia ricini yang sangat unik. Hal ini karena penampilannya tidak mengkilap serta teksturnya yang unik sehingga dapat menjadi tren baru dalam industri fashion.
Di samping itu, katanya, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kokon ulat sutera Samia ricini mengandung serisin. Kandungan serisin tersebut memiliki aktivitas bioaktif yang lebih baik jika dibandingkan dengan serisin dari kokon ulat sutera murbei Bombyx mori.
“Zat aktif serisin Samia ricini sedang dalam proses pengembangan, pengolahan dan pemanfaatan untuk industri kecantikan dan kosmetik,” kata Prof Ronny.
Ia menilai, zat aktif tersebut dapat membuat wajah glowing dan dapat menghasilkan produk kesehatan yaitu penutup luka pasca operasi alami dan ramah lingkungan.
Prof Ronny menjelaskan, salah satu rangkaian kegiatan pengembangan galur sintetik yaitu kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Kegiatan tersebut diperuntukkan bagi mahasiswa untuk merintis usaha baru. Sedikitnya ada 25 mahasiswa yang mengikuti kegiatan MBKM.
Mahasiswa yang mengikuti program ini akan dibekali dengan pengetahuan dan melakukan praktik budidaya dan pengolahan hasil ulat sutera Samia ricini. Di samping itu peserta akan diberi kesempatan untuk melakukan magang di laboratorium NRSH Fapet IPB University untuk melakukan budidaya dan di laboratorium Bioproduk BRIN untuk mendalami teknologi pengolahan serat sutera.
Rangkaian kegiatan MBKM ini secara resmi dibuka pada tanggal 17 September 2022. Rangkaian kegiatan diawali dengan pemberian materi terkait ulat sutera Samia ricini dari hulu sampai hilir termasuk aspek genetik ulat sutera.
“Kegiatan pengembangan galur sintetik ulat sutera non murbei Samia ricini ini diharapkan dapat bergulir dengan cepat yang diawali dengan pembentukan lima koperasi peternak dan pengrajin di wilayah Kulon Progo, Yogyakarta dan selanjutkan akan dikembangkan di wilayah lainnya,” kata Prof Ronny Rachman Noor, Guru Besar IPB University dari Fakultas Peternakan.
Ke depan, katanya, galur sintetik yang telah dihasilkan akan dikembangkan lebih luas lagi dengan kerjasama pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan pemerintah Kabupaten Malang.
“Jika nantinya ulat sutera Samia ricini ini sudah dikembangkan di seluruh wilayah Indonesia maka langkah ini akan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor benang sutera mentah dari negara lain yang tentunya dapat menghemat devisa,” pungkas Prof Ronny.
Di samping itu, melalui budidaya Samia ricini, peternak yang tergabung dalam koperasi diharapkan dapat meningkatkan taraf hidupnya dengan memanfaatkan galur unggul yang telah dikembangkan.[] Hari