BOGOR-KITA.com – Bupati baru, harapan baru. Kalimat ini menggambarkan tekad Ade Yasin untuk menggerakkan pembangunan di Kabupaten Bogor.
Bupati baru harapan baru bukan jargon kampanye. Sebab, Ade Yasin yang terpilih menjadi Bupati Bogor dalam Pilkada Juni 2018, dan baru dilantik 30 Desember 2018. Sementara Bupati Baru Harapan Baru dikemukakan setelah memenangkan pilkada.
Terbukti, baru sebulan dilantik menjadi Bupati Bogor, Ade Yasin sudah menorehkan sejumlah gebrakan. Salah satu yang harus dicatat karena bersifat strategis adalah pertemuannya dengan Rektor IPB University Dr Arif Satria.
Dua kali Ade Yasin bertemu rektor yang belakangan viral dengan tulisannya berjudul “Pertanian 4.0.”
Kali pertama, keduanya bertemu di Pendopo Bupati dalam suasana santai kopi pagi. Kali kedua, bertemu di Kampus IPB University, di mana Ade Yasin memboyong para pejabat Kabupaten Bogor dan terlibat diskusi di tempat berkumpulnya ahli di bidang pertanian itu.
“Saya menggandeng IPB University untuk mengembangkan potensi pertanian. Sebab Kabupaten Bogor masih memiliki lahan pertanian yang cukup luas, lebih dari 45.000 hektare,” kata Ade Yasin seperti dikemukakan dalam tulisannya berjudul “Kolaborasi Pembangunan,” yang diterbitkan sejumlah media massa.
Gayung bersambut, Arif Satria merespons baik gagasan Ade Yasin. “Kata beliau, IPB ingin terus berkontribusi mendampingi para petani. IPB bahkan telah membuat program Tani Center. Program offline maupun online ini dimaksudkan agar petani dapat mengetahui apa saja informasi di bidang pertanian,” kata Ade Yasin mengutip Arif Satria
Dalam naskah visi misi “Kabupaten Bogor Termaju, Nyaman dan Berkeadaban” yang diserahkan kepada KPU sebagai salah satu syarat mendaftar sebagai calon Bupati Bogor, Ade Yasin memang mencantumkan pertanian sebagai satu dari tiga pengungkit ekonomi Kabupaten Bogor. Dua lainnya adalah pariwisata dan pertambangan.
Target Ade Yasin mengembangkan pertanian, tidak kecil, atau tidak sekadar memenuhi, misalnya kebutuhan pangan warga Kabupaten Bogor, tetapi ingin berkontribusi dalam penyediaan pangan nasional.
“Untuk jadi pemasok utama kebutuhan pangan Indonesia. Menjadi lumbung beras nasional. Terpenting lagi— membantu pemerintah dalam meningkatkan ekspor—dan menekan impor pangan dari luar negeri,” kata Ade Yasin.
Ade Yasin juga sudah merancang, di mana petani nantinya tidak menjual beras dalam bentuk gabah kering pada tengkulak, tapi menjual dalam bentuk beras, dalam bentuk kemasan, yang punya nilai tambah. Ade Yasin merencanakan mengeluarkan beras Bogor asli dengan merek “Carita Makmur.”
Siap Action
Sampai saat ini nyaris tidak ada kendala bagi Ade Yasin untuk mewujudkan pertanian sebagai salah satu pengungkit ekonomi Kabupaten Bogor. Dari segi tata ruang dan wilayah, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 19 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) tahun 2005-2025, sudah jelas diatur daerah mana saja di Kabupaten Bogor yang diplot menjadi daerah pertanian.
Dokumen penataan ruang itu sah dan sahih karena sudah mengacu pada, pertama, Peraturan Pemerintah (PP) nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional, Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur (Jabodetabekpunjur) sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN). Kedua, Peraturan Presiden Perpres) Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur (Jabodetabekpunjur);. Ketiga, Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2009 tentang RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013
Daerah mana saja di Kabupaten Bogor yang diplot jadi daerah pertanian berdasarkan penataan ruang dan wilayah?
Tanaman Pangan, berpeluang dikembangkan di Kecamatan Sukamakmur, Cibungbulang, Ciampea, Babakan Madang, Tenjolaya, Dramaga, Cigombong. Sayur-sayuran, berpeluang dikembangkan di wilayah Timur yaitu di Kecamatan Sukamakmur, Tanjungsari, Cariu dan Wilayah Barat Kabupaten Bogor serta di Wilayah Selatan Kabupaten Bogor karena faktor ketinggian, temperatur dan kondisi kecocokan tanah (Tanah Andosol-Abu Vulkanik).
Tanaman perkebunan dengan jenis tanaman kelapa sawit, karet dan kakao, berpeluang dikembangkan di wilayah barat Kabupaten Bogor meliputi Kecamatan Nanggung, Leuwiliang, Leuwisadeng, Pamijahan, Tenjo, Rumpin, Cigudeg, Sukajaya dan Jasinga. Ini belum perikanan dan peternakan yang juga ada wilayah-wilayah tertentu yang di era Bupati Rachmat Yasin populer “dikampanyekan” dengan nama kawasan minapolitan.
Bagaimana dengan kesiapan petani Kabupaten Bogor? Tentang hal ini, lagi-lagi tak ada keraguan. Sebab sampai saat ini pun sebagian besar masyarakat Kabupaten Bogor berprofesi sebagai petani yang mengindikasikan kemampuan mereka bercocok tanam.
Hasilnya juga relatif bagus. Ambil contoh di Kecamatan Cibungbulang di wilayah barat Kabupaten Bogor. Berdasarkan Data BPS tahun 2017, petani di daerah itu menghasilkan sejumlah produk pertanian. Panen ubi jalar mencapai 440,7 hektar, panen ubi kayu 414,7 hektar, panen padi sawah mencapai 2.224,4. hektar
Petani di Kecamatan Cibungbulang juga mampu mengembangkan berbagai tanaman. Yang menonjol antara lain, Jambu Biji (2.239 kuintal), Duku/Langsat/Kokosan (1.997 kuintal), Mangga (1.712 kuintal), Manggis (4.88 kuintal), Nangka/Cempedak (4.125 kuintal), Pepaya (5.551 kuintal), Petai (2.550 kuintal), Pisang (7.754 kuintal), Rambutan (2.250 kuintal), Bayam (2.941 kuintal), Bawang Daun (452 kuintal), Buncis (501 kuintal), Kacang Panjang (1.377 kuintal), Kangkung (3.180 kuintal), Ketimun (2.491 kuintal), Petsai/Sawi (2.768 kuintal), Terung (800 kuintal), Jahe (6.160 kuintal), Kencur (1.430 kuintal), Kunyit (1.800 kuintal), Laos/Lengkuas (6.100 kuintal), Lempuyang (2.054 kuintal), Temukunci (1.500 kuintal).
Di masa Bupati Rachmat Yasin, sektor pertanian termasuk salah satu yang digalakkan. Tensinya menurun setelah Bupati Nurhayanti.
Ade Yasin sudah mengambil ancang-ancang. Ade Yasin siap action karena semuanya sudah tersedia, mulai dari ketersediaan lahan, plot tata ruang dan wilayah mengenai daerah pertanian, dan kemampuan petani bercocok tanam.
Semua perangkat ini, ketika berkombinasi atau disinerjikan dengan keahlian dan kreatifitas para ahli dari IPB University, ditambah dengan totalitas political will Pemeritah Daerah Kabupaten Bogor, optimistis akan membuahkan hasil optimal bernilai tambah, sekaligus mengawali kebangkitan pertanian Kabupaten Bogor yang berkontribusi besar sebagai salah satu pengungkit ekonomi untuk menyejahterakan Masyarakat Kabupaten Bogor. Semoga. [] Petrus Barus, Pemimpin Redaksi BOGOR-KITA.com.