Asal Usul Nama Balekambang di Kota Bogor
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Bogor memang kota kecil yang unik, kalau anda ingin mengetahui suasana Bogor yang asli dan lengang sempatkan keluar rumah di malam hari pukul 24.00 atau pukul 12 tengah malam. Itulah nuansa Bogor dalam keaslian.
Marilah kita selusuri daerah yang menjadi pokok uraian kali ini yaitu Balekambang.
Daerah ini terletak di kelurahan Batutulis Bogor. Jaraknya hanya beberapa puluh meter dari Prasasti Batutulis. Balekambang sekarang sudah ramai, karena disulap menjadi pasar kaget setiap hari.
Belanja di daerah ini tidak begitu mahal, harga-harga bisa nego, terutama jenis pisang, talas, petai, duren dan banyak lagi barang dagangan yang dibawa oleh para petani yang berasal dan daerah Pamoyanan, Cipinanggading, Pabuaran dan daerah terdekat seperti Bojong-Cijeruk dan lainnya.
Sebelum pasar, Balekambang pada bagian kanan jalan, ada peninggalan batu purbakala yang dilindungi undang-undang.
Masyarakat menyebutnya “Batu Embah Congkrang.”
Situs ini sudah berumur 4.000 tahun SM.
Awas peninggalan purbakala itu jangan sampai diganggu, bisa dihukum karena ada Undang-undangnya No.5 thn.1992.
Batu ini sebagai tanda bahwa 4.000 tahun SM, daerah itu sudah didiami sekelompok masyarakat/manusia tradisional, dan keturunannya adalah mereka yang ada di sekitar itu, kalau masih hidup.
Balekambang, kenapa bisa disebut demikian?
Tentu ada kisahnya.
Apabila kita memasuki daerah Lawangintung-Batutulis lewat bangunan Hing Puri Bhimasakti hingga daerah Balekambang, semua lahan itu sudah termasuk lahan Keraton Pajajaran, karena yang kita sebut ini adalah merupakan taman hingga daerah Sukasari.
Balekambang yang kita sebut adalah sebuah bangunan yang berdiri seolah terapung pada sebuah setu atau kolam besar yang dibangun untuk keindahan taman Keraton Pajajaran, serta tempat istirahat raja.
Yang jelas daerah Balekambang berada dalam taman yang memiliki kolam besar dengan bangunan rumah yang terbuat dari bambu dan atap rumbia.
Mungkin pembaca bisa membayangkan bentuknya seperti apa.
Balekambang adalah tempat bercengkerama putri dengan dayang, atau keluarga raja.
Sedangkan lahan yang kini dibangun menjadi Istana Batutulis adalah lahan bekas tanah “patuha,” yaitu tempat para resi dan mahakawi dan sentana.
Kalau kita melihat topograpis yang ada sekarang, kita bisa meyakinkan keberadaan bekas danau buatan dalam taman keraton tersebut.
Pergeseran alam dan kurun waktu berabad-abad yang telah mengubah itu semua.
Apalagi sekarang daerah bekas empang Balekambang dan selokannya diurug untuk hunian dan bangunan baru.
Sekarang tidak bisa dilihat petilasannya.
Kita akui memang Bogor telah banyak kehilangan peninggalan sejarah yang kini hanya tinggal nama saja.
Tapi apabila kita telusuri pasti kenyataannya akan terungkap. Balekambang adalah sebuah tempat istirahat terbuat dari bambu dan atap rumbia, seolah mengambang di atas danau.
Itulah sebutan Balekambang atau bale yang ngambang, tempat raja bercengkrama dengan keluarga istana, dan bekasnya kini berubah menjadi pasar kaget.
[] Admin/Hari/Disadur dari buku berjudul “Toponimi Bogor” karya budayawan Eman Soelaeman, atas seizin editor Dr Abdurrahman MBP.M.E.I.