Kab. Bogor

Ade Yasin Fokuskan Pembangunan Kabupaten Bogor di Level Desa

BOGOR-KITA.com, CIBINONG – Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan bahwa pembangunan di Kabupaten Bogor difokuskan pada level desa dengan beberapa prioritas.

Pedesaan di Kabupaten Bogor dalam batas-batas tertentu dapatlah disebut sebagai jantung Kabupaten Bogor.

Desa-lah yang seharusnya memompakan potensi-potensi pembangunan yang dimilikinya ke seluruh sendi-sendi pembangunan Kabupaten Bogor.

Demikian dikatakan Ade Yasin pada Seminar Nasional (Semnas) Universitas Djuanda Bogor yang dia hadiri secara virtual, dari Pendopo Bupati, Cibinong, Rabu (3/11/2021).

Semnas Universitas Djuanda mengusung tema menjawab tantangan pembangunan daerah pasca pandemi melalui program desa membangun dan optimalisasi peran Bumdes di Kabupaten Bogor.

Ade Yasin menjelaskan, Kabupaten Bogor sebagian besar wilayah merupakan perdesaan (416 desa). Potensi dan kekayaan daerah berada di desa seperti UMKM, petani dan Bumdes, sehingga keberhasilan pembangunan akan dinilai baik jika desa telah berkembang dan mandiri. Beberapa prioritas pembangunan di desa antara lain, peningkatan SDM dan digitalisasi desa melalui sekolah pemerintahan desa dan data desa presisi bekerjasama dengan IPB University.

Baca juga  Unhan Gelar Kegiatan Unhan Mengajar di SMAN I Citereup

“Sekolah pemerintahan desa adalah pertama dan satu-satunya di Indonesia. Data presisi dikumpulkan dengan teknologi 4.0, berbentuk data citra desa dengan resolusi tinggi hingga 5 cm sehingga memiliki tingkat akurasi tinggi untuk menggambarkan potensi desa, seperti vegetasi, biodiversity, konsumsi pangan per bulan, uang berputar, sebaran rumah tidak layak huni, peta infrastruktur, dan lain-lain.  Data ini akan jadi acuan untuk merencanakan program pembangunan di desa agar efektif dan tepat sasaran,” jelas Ade Yasin yang juga Ketua DPW PPP Jawa Barat.

Selanjutnya, kata Ade Yasin, meningkatkan perekonomian melalui penguatan Bumdes dan festival wisata desa, percepatan pembangunan infrastruktur desa dengan program wifi gratis di 240 titik blank spot,  bedah kampung, perbaikan Rutilahu, program hunian untuk masyarakat berpenghasilan rendah kerjasama dengan Unida dan The Hud Institute,  penuntasan 215 jembatan rawayan kerjasama dengan TNI.

“Kemudian ada program Stimulus Satu Miliar Satu Desa (Samisade). Di masa pandemi Ini, program Samisade dengan pola padat karya diharapkan dapat membawa dampak penyerapan tenaga kerja dan menggerakkan sektor riil di akar rumput dan menciptakan multiplier effect yang mendorong pemulihan ekonomi sekaligus mempercepat pencapaian SDG’s desa,” ungkap Ade Yasin.

Baca juga  Ade Yasin: Penumpang KRL di Stasiun Bojonggede Belum Sesuai PSBB

Wakil Ketua Umum APKASI itu menambahkan, program pendukung desa membangun juga diluncurkan seperti bantuan sewa toko dan bantuan peralatan pemasaran UMKM, bantuan bibit tanaman dan ikan, pembangunan lumbung pangan dan lantai jemur padi, bantuan mesin peralatan pertanian, asuransi tani, fasilitas Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), termasuk optimalisasi Graha Pancakarsa sebagai jaring pengaman sosial.

“Dalam rangka pemulihan ekonomi, Pemerintah Kabupaten Bogor juga terus mendorong desa untuk mengoptimalkan Bumdes. 416 desa di Kabupaten Bogor sudah memiliki Bumdes  dengan kategori,  6 Bumdes mandiri, 16 Bumdes maju, 63 Bumdes berkembang, 331 Bumdes dasar. Berdasarkan hasil evaluasi, sebanyak 25 Bumdes di Kabupaten Bogor yang sudah memperoleh keuntungan, 18 Bumdes sudah berkontribusi pada perekonomian desa,” tambahnya.

Baca juga  Bertambah 321, Positif Covid-19 di Kabupaten Bogor Menjadi 23.955 Kasus

Hasilnya, sambung dia, Indeks Desa Membangun (IDM) Kabupaten Bogor tahun 2021 yang ditetapkan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi adalah, desa mandiri sebanyak 29 desa, desa maju sebanyak 131 desa, desa berkembang sebanyak 256 desa, dan nol desa tertinggal.

“Saya berharap, perguruan tinggi  punya desa binaan secara aktif dan fokus. Saya rasa ini dampaknya akan sangat besar untuk mempercepat pembangunan desa, karena pembangunan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan seluruh pemangku kepentingan termasuk akademisi dan perguruan tinggi, dunia usaha, pers dan segenap komponen civil society harus berperan dan ikut bertanggung jawab dalam pembangunan bangsa,” tandas Ade Yasin.

Ade yasin juga mengajak  para lulusan perguruan tinggi yang berasal dari desa, kembalilah ke desa. Berusaha di desa dan optimalkan Bumdes dengan manajemen yang baik, kreativitas dan berbagai inovasi. [] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top