Hadir di Muscab FSPMI, Gus Udin: Buruh Memperjuangkan Masyarakat Indonesia
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Komite Percepatan Pembangunan Strategis Kabupaten Bogor, Saepudin Muhtar (Gus Udin) menghadiri Musyawarah Cabang (Muscab) Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) yang dilaksanakan secara hibrid di Tjaoeng Resort, Pancawati, Minggu (5/9/2021).
Muscab mengambil tema, ‘Membangun Ekonomi Politik Buruh dan Kerakyatan’.
Dalam sambutannya, Gus Udin memaparkan pentingnya peran buruh dalam memperjuangkan kehidupan masyarakat Indonesia mulai masa penjajahan hingga kemerdekaan.
“Perjuangan buruh untuk kemerdekaan Indonesia itu jelas, pada 1905 karyawan di perusahaan kereta api saat itu membuat serikat buruh dan diresmikan pada 1905 federasi buruh dibuat meski dalam masa penjajahan,” kata dia.
Dia menyebut, perjuangan serikat buruh saat itu betul-betul dirasakan oleh masyarakat Indonesia meski dalam gencatan para penjajah, mereka masih bertahan untuk memperjuangkan hak-hak buruh.
“Kemudian berjalan setelah merdeka, buruh di Indonesia memberikan kontribusi sangat besar terhadap kekuatan organisasi di Internasional,” paparnya.
Sehingga, kata dia, serikat buruh Indonesia betul-betul diperhitungkan oleh serikat buruh internasional dalam memperjuangkan hak-hak mereka yang ada di dunia.
Namun, lanjutnya, seiring berjalannya zaman, serikat buruh sempat tercekal pada masa orde baru. Dalam sejarah, dia menyebut hanya satu serikat buruh yang masih ada pada saat itu.
“Pada masa orde baru partai politik (parpol) yang tadinya multipartai difusikan menjadi 3 partai, tak terkecuali serikat buruh, hanya tersisa satu serikat buruh,” paparnya.
Tak henti sampai di situ, serikat buruh pun kembali muncul ke permukaan pasca reformasi saat BJ Habibie menjabat sebagai presiden tahun 2000.
“Setelah Presiden BJ. Habibie meratifikasi perjanjian Internasonal Labour, terbitlah UU Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh sehingga buruh memiliki kebebasan berserikat dan berekspresi hingga saat ini,” jelasnya.
Lanjut Gus Udin, perjuangan buruh bagi masyarakat Indonesia seringkali dilihat sebelah mata. Padahal, kata dia, perjuangan buruh bagi keberlangsungan hidup masyarakat Indonesia sangat berkontribusi besar.
“Seperti BPJS, itu terlahir dari aspirasi buruh. Masyarakat hanya lihat buruh sebagai pekerja tapi tidak melihat bahwa buruh juga memperjuangkan kesejahteraan masyarakat Indonesia sehingga BPJS ini bisa dirasakan oleh 272,2 juta penduduk Indonesia,” tegasnya.
Dia juga menyampaikan, tak hanya berkontribusi besar dalam memperjuangkan kesejahteraan rakyat, buruh juga sangat berperan besar dalam kekuatan politik.
“Bahkan, di Australia dan Britania Raya Serikat buruh menjadi kekuatan dan partai politik,”tutupnya. [] Hari