Nasional

Bahas Biodiversitas, Departemen Biologi IPB University Gelar Konferensi Internasional

ICoBio, Departemen Biologi, FMIPA, IPB University, Perhimpunan Biologi Indonesia (PBI), UPM, Biodiversias

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Johannes Kieft, Senior Technical Advisor Green Economy and Land Use, United Nation Environment Programme Indonesia (UNEP) menjadi keynote speaker dalam The 4th International Conference on Biosciences (ICoBio), Kamis (12/8/2021). Dalam acara yang digelar Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University beserta Perhimpunan Biologi Indonesia (PBI) dan Universiti Putra Malaysia (UPM), Johanner memaparkan topik “Biodiversity – Ecosystem Services Network for Green Economy and Land Use towards Sustainable Development Goals”.

Ia menyebutkan beberapa waktu ke depan, ada agenda penting yang terkait dengan biodiversitas. Yakni UN Biodiversity Conference di China Oktober tahun ini dan The 26th UN Climate Change Conference di Inggris.

Baca juga  IPB University Teken Kerjasama dengan TVRI Jawa Tengah

“Pemahaman akan perwujudan potensi (biodiversitas) dengan dukungan dari peran biosains amatlah kritis. Dan perlu lebih dihargai lagi dibandingkan di masa lampau,” ujarnya.

Menurutnya, Indonesia terkenal akan kekayaan sumberdaya alam baik flora dan faunanya. Bahkan terdapat spesies yang tidak dapat ditemukan di tempat lain di dunia.

Selain itu, dikatakannya, agrobiodiversitasnya juga telah dikembangkan selama berabad-abad melalui esterifikasi dan seleksi yang dilakukan manusia. Bentuknya berupa pengobatan tradisional dan pertanian. Produk agrikultur telah mengakar dalam masyarakat Indonesia. Dalam pemanfaatannya dibutuhkan jalur keanekaragaman hayati modern yang mencakup bidang aplikasi baru.  Seperti bidang teknologi, farmasi dan ekonomi serta kebijakan lingkungan.

Hal tersebut menurutnya harus diintensifkan.

Baca juga  KLH Ajak Pelaku Industri Bahas Pengelolaan Lingkungan 

Di masa depan, ia berharap hasil dari konferensi internasional ICoBio ini dapat mendorong para ilmuwan untuk mempublikasikan karya ilmiah dan hasil penelitiannya secara internasional. Khususnya yang berkaitan dengan eksplorasi dan pengembangan sumberdaya alam.

Mengingat masih banyak produk kearifan lokal yang belum dieksplorasi secara lebih detail. Padahal informasi tersebut sangat penting demi mendongkrak perekonomian Indonesia dan meningkatkan daya saing bangsa.

Menurutnya, Protokol Nagoya yang memberikan benefit sharing juga patut dipergunakan secara lebih maksimal oleh Indonesia.  Protokol Nagoya dalam pemanfaatan kekayaan hayati memberikan kesempatan yang baik untuk menyediakan ruang bagi ilmuwan dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat melalui hasil penelitiannya.

“Dengan hadirnya konvensi keanekaragaman hayati oleh UN, menjadi agenda penting bagi ilmuwan Indonesia untuk mengangkat profil dan kepentingan ekonomi dari hasil penelitiannya. Tentu dalam kerangka pembangunan nasional,” jelasnya. [] Hari

Baca juga  Belajar Dari Pasien Sembuh: Kalahkan Corona Perbanyak Makanan Alkali
Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top