Kab. Bogor

Diundang IPB, Dosen dari Australia Bicara Green Marketing

BOGOR-KITA.com, DRAMAGA – Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University, Prof Dr Nunung Nuryartono menyatakan, bahwa pengetahuan mengenai green marketing sangat penting untuk memastikan produk yang dikonsumsi mendukung pada pencapaian renewable energy. “Banyak perusahaan di seluruh dunia mulai concern terhadap penerapan green marketing pada produknya, seperti Wall-Mart, perusahaan retail terbesar di dunia, juga mulai concern menerapkan strategi green marketing ini,” jelasnya.

Prof Dr Nunung  mengemukakan hal ini dalam webinar bertajuk “Green Marketing for Agribusiness: Theory of Reasoned Action” yang diselenggarakan Departemen Agribisnis IPB University.

Dalal rilis dari IPB University kepada BOGOR-KITA.com, Jumat (16/10/2020), disebutkan, webinar tersebut mengundang Dr Marthin Nanere, dosen Senior dalam Bidang Marketing dari La Trobe University Melbourne, Australia.

Dr Marthin mengemukakan secara panjang lebar tentang green marketing

Dikatakan, agribisnis adalah seluruh aktivitas di pertanian dengan memasukkan pelaku petani, pengolah, distributor dan pelanggan dalam sistem produksi, pengolahan, transportasi, pasar dan pendistribusian produk.
“Di Australia, jumlah peternakan pada tahun 2019 sebanyak 135.997 peternakan dengan jumlah 63.7 juta domba,” katanya.

Baca juga  Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo : Saya Ingin IPB Dampingi Saya

Menurutnya, untuk mewujudkan produk agribisnis yang bertanggung jawab pada lingkungan, maka green marketing menjadi strategi yang diterapkan dalam proses penjualan produk berdasarkan manfaat lingkungan.

Selain itu, green marketing juga dikenal dengan istilah lain seperti ecological marketing, environmental marketing dan sustainable marketing.

“Persamaan antara green marketing dan traditional marketing adalah sama-sama bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen, namun yang berbeda adalah green marketing masuk untuk meminimalkan dampak berbahaya dari produk terhadap lingkungan alam,” paparnya.

Hal-hal yang termasuk dalam green marketing adalah terdapat adanya modifikasi produk, perubahan kemasan, perubahan proses produksi dan iklan yang juga dimodifikasi.

Dengan demikian, konsumen akan mau membayar harga suatu produk jika ada peningkatan pada desain, fungsi, daya tarik visual, rasa dan manfaat lingkungan.

Baca juga  Rektor : IPB Perguruan Tinggi Terbaik Ketiga Se Indonesia

Oleh karena itu, untuk membuat konsumen mudah menggunakan produk-produk hijau diperlukan pemahaman terhadap nilai perilaku dan perilaku pembelian oleh konsumen.

“Setidaknya ada tiga hal utama yang perlu diperhatikan dari konsumen, pertama posisi nilai konsumen, pengetahuan konsumen dan kredibilitas klaim produk,” tambahnya.

Ia menjelaskan ada beberapa tips untuk menuju go green antara lain yaitu mengetahui masalah dan perhatian konsumen, mengedukasi konsumen dengan berbeda, menambah beberapa nilai di samping hanya menyelamatkan lingkungan, menjadi terbuka dengan apa yang sudah atau belum dilakukan, mengembangkan produk baru (eco-innovate).

“Manajemen lingkungan dilakukan dengan formula yang dikenal dengan 3R yaitu Reusing (penggunaan ulang) kemasan, Recycling (daur ulang) bahan dan Reducing (pengurangan) penggunaan sumber daya. Formula tersebut bertujuan untuk mengendalikan limbah sumber daya alam,” tambah Marthin.

Baca juga  LPM Dompet Dhuafa Salurkan Puluhan Kursi Roda dan Alat Bantu Jalan Bagi Disabilitas dan Lansia

Oleh karena itu, diperlukan dorongan untuk melakukan pembelian hijau oleh masyarakat melalui perilaku yang dibentuk dari norma (normative belief), keyakinan (behavioral belief) dan kontrol perilaku (Control belief.) Perilaku tersebut dapat dijelaskan dalam teori yang dikenal sebagai Theory of Reasoned Action (TRA).

Behavioral belief adalah keyakinan-keyakinan yang dimiliki seseorang terhadap suatu perilaku dan merupakan keyakinan yang akan mendorong terbentuknya sikap atau perilaku pembelian produk hijau.

Sementara normative belief merupakan persepsi individu mengenai harapan orang atau pihak lain yang penting bagi kehidupan individu mengenai dilakukan atau tidak dilakukannya suatu perilaku tertentu untuk membentuk niat pembelian produk hijau.

Sedangkan control belief merupakan persepsi individu mengenai kontrol yang dilakukannya sehubungan dengan perilakunya dan mudah atau sulitnya mewujudkan suatu perilaku tertentu seperti perilaku konsumen untuk berpartisipasi dalam praktik yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan. [] Admin

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top