Nasional

Strategi Penanganan Covid-19, Kombinasi Jaga Jarak, PSBB dan Imunitas

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Meningkatkan imunitas tubuh sangat baik, karena merupakan benteng pertahanan melawan corona atau covid-19. Namun imunitas saja tidak cukup. Harus dikombinasi dengan jaga jarak dan karantina wilayah, atau lockdown atau Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB.

Hal ini dikemukakan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Bogor dr Zainal Arifin SpS kepada BOGOR-KITA.com,  Minggu (3/5/2020) menanggapi Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo terkait strategi baru penanganan covid-19 dengan meningkatkan imunitas tubuh.

Strategi baru itu  disampaikan Doni Monardo dalam rapat tertutup melalui telekonferensi bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Sabtu (2/5/2020).

Dalam rapat tersebut, Doni menyampaikan bahwa selain pendekatan secara medis, penanganan COVID-19 juga harus dilakukan melalui pendekatan secara psikologis yang mengarah ke upaya pencegahan.

Baca juga  Menengok Diri Menguatkan Literasi, Catatan Kritis 16 Tahun Forum TBM

Hal itu menjadi sangat penting, sebab jumlah tenaga medis beserta infrasktruktur yang dimiliki Pemerintah saat ini terbatas. Sehingga Doni Monardo yang juga Kepala BNPB itu menginginkan agar keseimbangan antara medis dan psikologis dapat berjalan beriringan.

“Keseimbangan itu harus kita jaga,” jelas Doni.

Kemudian, dalam hal ini Doni juga berpendapat bahwa semestinya dokter tidak menjadi garda terdepan dalam upaya penanganan, namun harus menjadi kekuatan terakhir. Pengertian tersebut dijelaskan Doni dengan maksud bahwa masyarakat harus bisa disehatkan sehingga dokter dapat diselamatkan.

“Dokter bukan jadi benteng utama, tapi benteng terakhir,” kata Doni.

Oleh sebab itu, strategi selanjutnya yang perlu dijalankan adalah bagaimana masyarakat terpenuhi gizinya untuk meningkatkan imunitas, kemudian juga sekaligus menggerakkan roda perekonomian.

Baca juga  Praktisi Hukum Muda: Beri Sanksi Pelanggar PSBB Kota Bogor

Zailan Arifin mengatakan, ada tiga strategi menghadapi corona. Yakni, imunitas, jaga jarak, dan PSBB.

Imunitas perseorangan adalah benteng pertahanan terakhir perlawanan terhadap covid-19, di mana diharapkan dengan gizi yang cukup, ketahanan tubuh yang fit, tubuh membentuk anti bodi yang kuat melawan virus corona.

“Artinya dengan anti bodi yang kuat, maka walaupun virus masuk ke dalam tubuh dapat dilawan, termasuk gejala klinik yang nampak ringan bahkan tanpa gejala,” katanya.

Sementara, physical distancing, sering cuci tangan, memakai masker adalah strategi mencegah penularan, karena tangan, mulut dan hidung adalah pintu virus corona masuk ke dalam tubuh.

Dan yang terpenting pula adalah strategi pertahanan wilayah agar virus tidak masuk ke suatu wilayah, kota, propinsi dan negara, ini dilakukan dengan kebijakan lockdown, karantina, PSBB dengan menutup arus mobilisasi orang dari dan ke wilayah.

Baca juga  PSBB, Kepala Daerah Bodebek Sepakat Perjalanan Kereta Harus Satu Tujuan

Zainal Arifin mengatakan, melihat situasi sekarang ini yang ditandai tingkat penyebaran masih meluas, masif dan merata hampir di semua daerah daerah, maka kombinasi tiga strategi tadi masih diperlukan.

“Tiga strategi tersebut saling terkait, tidak bisa dipisah satu sama lain dalam keadaan pandemi seperti saat ini. Cegah penularan, perkuat imunitas tubuh perseorangan, dan perkuat ketahanan wilayah,” kata Zailan Arifin. [] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top