Regional

Keindahan Alam, Pintu Sejahtera Warga Desa Bantaragung Majalengka

BOGOR-KITA.com – Desa Bantaragung, yang memiliki delapan objek wisata alam telah mengantarkan warganya ke pintu kesejahteraan. Asal tahu pendapatan Desa Bantaragung dari sektor pariwisata mencapai Rp2 miliar per tahun.

Objek yang menjadi andalan adalah Curug Cipeuteuy, Bumi Perkemahan Awi Lega, Batu Asahan, Bukit Batu Semar, Puncak Pasir Cariu, dan Terasering Sawah Ciboer Pass.

Masih ada dua objek wisata lain yang masih dalam tahap pengembangan. Salah satunya wisata hutan seluas 20 hektare di Desa Malarhayu.  Pengembangan wisata berkolaborasi dengan Universitas Indonesia dan Institut Pertanian Bogor di bawah pembinaan Balitbangda Kabupaten Majalengka.

Lima tahun mengembangkan objek wisata, pendapatan desa Bantaragung meningkat signifikan. Selain itu, jumlah pengangguran di desa pun berkurang. Tercatat 800 warga desa sudah tergabung menjadi pengelola wisata.  

Baca juga  Dekranasda Jabar Gelar Pameran Weekend Market di Bandara BIJB Kertajati

“Apabila diakumulasikan, pendapatan desa dari delapan objek wisata alam ini sudah mencapai di atas Rp2 miliar. Semuanya itu kita kembalikan lagi kepada masyarakat, karena ini dibangun permodalannya dari masyarakat,” kata Kepala Desa Bantaragung Maman Surahman saat mendampingi Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (Emil) meninjau lokasi, Minggu (23/6/2019).

Berdasarkan data Pokdarwis Agung Mandiri, jumlah wisatawan Bantaragung mencapai 300.000 per tahun. Tahun ini, kunjungan bisa saja meningkat. Pasalnya, per Juni 2019, wisatawan desa Bantaragung sudah mencapai 200.000.

Menurut Maman, dengan banyaknya wisatawan, pihaknya pun memberdayakan keluarga tidak mampu untuk menjadi homestay (rumah singgah). “Sampai saat ini sudah ada 370 rumah singgah (homestay) dengan tarif Rp 20 ribu-100 ribu per malam,” ucapnya.

Baca juga  Emil: Generasi Z Penentu Indonesia Terkuat di Dunia

Selain objek wisata alam, desa dengan 1.227 kepala keluarga dan luas wilayah 478 hektare juga memiliki potensi di bidang pertanian. Maman mengatakan, Desa Bantaragung menjadi produsen durian terbesar di Kecamatan Sindangwangi. Tak hanya itu, ada kebun bawang merah seluas 113 hektare yang bisa menghasilkan 500-600 ton setiap kali panen.

Melalui berbagai upaya tersebut, diharapkan masyarakat desa Bantaragung bisa mandiri secara ekonomi tanpa harus urbanisasi ke kota. Objek wisata yang ada bisa menjadi peluang berwirausaha, bahkan membuka peluang lapangan kerja.

“Harapan kami, karena Desa Bantaragung ini jauh dari perkotaan, sedikit sarana untuk menunjang kesejahteraan, diharapkan masyarakat dengan adanya objek wisata ini masyarakat bisa hidup di kampung sendiri,” katanya.

Baca juga  Seorang Warga Cirebon Diduga Terjangkit Virus Korona

“Warga bisa berjualan, lapangan perkerjaan terbuka, potensi alam yang ada bisa dimanfaatkan baik ternak hewan ataupun tanaman-tanaman endemik,” kata Maman. [] Admin/Humas Pemdaprov Jabar

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top