Anggota DPR RI Endang Setyiawati Thohari Safari Gemarikan di Katulampa
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Anggota Komisi IV DPR RI, Hj Endang Setyiawati Thohari menggelar Safari Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) di Demplot KWT Mawar Melati, Perumahan Baranangsiang Indah, Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Sabtu (17/4/2021).
Dalam Safari Gemarikan itu dihadiri oleh Direktur Pemasaran Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), Machmud, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kota Bogor, Anas S Rasmana, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno dan Sekeretaris Dinas Pendidikan Kota Bogor, Dani Rahadian.
Anggota DPR RI, Hj. Endang Setyawati Thohari mengatakan Safari Gemarikan ini perlu dikawal, disosalisaikan dan diedukasikan kepada masyarakat, karena ikan mengandung protein yang sangat tinggi sehingga baik bagi kesehatan masyarakat.
“Jadi saya ingin masyarakat Bogor menyukai ikan. Tadi dari dinkes juga punya program anti stunting, kalau bersinergi kan bagus apalagi kalau dikawinkan dengan program dari kementerian pertanian. Kita kan punya program pekarangan pangan lestari (P2L). Kita ingin kembangkan potensi lokal dengan protein dari ikan dan zat adiktifnya dari daun kelor,” katanya kepada wartawan.
Selain itu, lanjut Politisi Partai Gerindra ini, KKP juga mengadakan bimbingan teknis untuk bersinergi mengembangkan nilai tambah untuk masyarakat kecil. Seperti bioflok dikawinkan dengan tanaman rempah obat untuk mengembangkan obat anti Covid-19.
“KPP juga bersinergi dengan dinas lingkungan hidup untuk mengembangkan budidaya maggot menjadi makanan ikan,” katanya.
Dengan demikian, dirinya akan mengawal program tersebut agar masyarakat memiliki pekerjaan dan penghasilan di rumah.
“Kita juga akan menjadikan kaum milenial supaya cinta kepada perikanan dan pertanian serta lingkungan hidup, kalau bukan kita siapa lagi, kalau tidak sekarang kapan lagi,” ujarnya.
Sementara, Direktur Pemasaran KPP, Machmud menuturkan budidaya ikan di Kota Bogor harus terus ditingkatkan, karena ikan bersifat musiman terutama ikan laut.
“Salah satu upaya tadi ada urban farming yang disinergikan dengan adanya kolam protein akan lebih bagus, dengan demikian pangan keluarga akan terjaga, apalagi di masa pandemi ini kebutuhan ekonomi masyarakat menurun,” tutur Machmud.
Machmud menerangkan, bahwa di tingkat nasional konsumsi ikan sebanyak 54,50 kg per kapita. Menurutnya tingkat konsumsi ikan di pulau Jawa masih rendah, hal itu karena di pulau Jawa konsumsinya tidak hanya ikan.
“Kalau di Bogor ini kan posisinya masih di bawah 40 kg per kapita,” ujarnya.
Untuk itu, pihaknya ingin meningkatkan kecerdasan dan kesehatan masyarakat dengan memprioritaskan makan ikan.
“Ikan itu beragam, ada yang mahal dan murah, semua ikan itu mengandung omega 3, mengandung protein bagus untuk kesehatan, bahkan ikan sangat mudah untuk dicerna. Ikan itu di bawah 60 menit sudah tercerna dan menjadi energi,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim mengatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor untuk ketahanan pangan sudah dikembangkan urban farming.
Selain itu, Pemkot Bogor juga mendorong masyarakat untuk budidaya ikan secara mandiri yang difasilitasi oleh program pemerintah.
“Kegiatan ini dikembangkan untuk mendekatkan kepada masyarakat, tujuannya adalah masyarakat beternak sendiri sekaligus mengonsumsi sendiri. Dari situ menimbulkan keinginan dari masyarakat terbiasa mengonsumsi ikan,” katanya.
Menurut Dedie, ketersediaan ikan secara nasional harus dibina oleh KKP, karena produksinya tergantung dari peternak ikan, tapi pihaknya selalu mengedukasi masyarakat dengan berbagai cara termasuk pengembangan urban farming di Kota Bogor
“Edukasi-edukasi ini sangat baik, banyak masyarakat yang belum memahami bahwa ikan itu kandungan omega 3-nya sangat tinggi, zink dan lain lainnya juga sangat baik, tetapi masyarakat belum banyak memahami,” tutupnya. [] Ricky