Regional

38 Juta Warga Jabar Butuh Bantuan, Ridwan Kamil Serukan Solidaritas Sosial

BOGOR-KITA.com, BANDUNG – Jumlah warga Jawa Barat (Jabar) yang membutuhkan bantuan meningkat dari 9,4 juta jiwa menjadi 38 juta jiwa. Gubernur Jabar Ridwan Kamil (Kang Emil) menyerukan perlunya solidaritas sosial.

Covid -19 ini adalah perang yang meluluhlantahkan semua dimensi pembangunan, tidak hanya kesehatan, ekonomi, sosial, dan lain sebagainya,” kata Kang Emil Kang Emil saat menjadi pembicara di Webinar Seri 4 Institut Pembangunan Jawa Barat (Injabar) Universitas Padjadjaran (Unpad) dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (7/5/2020).

Kang Emil menjelaskan, terdapat peningkatan jumlah peduduk Jabar yang diberi subsidi yakni dari 9,4 juta jiwa menjadi 38 juta jiwa atau lebih dari 2/3 dari total 50 juta jiwa populasi di Jabar. Adapun kepadatan penduduk Jabar yang perlu dibantu mayoritas ada di wilayah selatan. 

Baca juga  Ridwan Kamil: APBD Tak Mampu Bangun LRT atau MRT, Harus APBN

“Jadi, Bapak dan Ibu, 2/3 rakyat Jawa Barat hari ini meminta tanggungan dari negara. Dari 9,4 juta jiwa sekarang lompat menjadi 38 juta jiwa,” kata Kang Emil.

Untuk itu, kata Kang Emil, kepekaan atau solidaritas sosial diperlukan untuk membantu sesama, khususnya bertepatan momentum bulan suci Ramadan.

“Dari kaca mata kami (Pemerintah Daerah Provinsi Jabar), narasi pembatasan sosial kedaruratan berubah menjadi solidaritas sosial,” kata Kang Emil.

Kang Emil pun menyoroti anggaran yang diterapkan pemerintah pusat ke daerah. Seharusnya, kata Kang Emil, penentuan anggaran berdasarkan jumlah penduduk, bukan jumlah wilayah.

Provinsi Jabar yang memiliki jumlah penduduk lebih besar, namun anggaran yang diberikan pemerintah pusat lebih sedikit dibanding ke provinsi lain yang penduduknya lebih sedikit.

Baca juga  Ridwan Kamil Ingatkan Pemuda Sisi Negatif dan Positif Era Revolusi Digital

Contohnya berkaitan dana desa yang dibagikan berdasarkan jumlah desa, bukan jumlah penduduk.

“Jadi, ada ketidakadilan fiskal. Cara pemerintah pusat memberikan dana kepada daerah, proporsi penduduk itu tidak pernah dijadikan patokan. Dan terasanya itu pada saat covid-19 seperti sekarang ini, anggaran sedikit, penduduk banyak. Sementara provinsi lain penduduknya sedikit, anggarannya lebih banyak, maka menolong orangnya akan lebih berkualitas,” ucap Kang Emil, dilansir dari Humas Pemporov Jabar. [] Admin

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top