Kota Bogor

Webinar IBI Kesatuan, Bima Arya Berikan Tiga Kunci Utama Memulai Usaha

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Himpunan Mahasiswa (Hima) IBI Kesatuan menggelar Webinar Be Young Entrepreneur secara zoom meeting, Minggu (19/6/2022).

Webinar yang mengusung tema Be A Change In The Existing Entrepreneur World ini mengundang pemateri yang mumpuni di bidangnya, yakni Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno dan Wali Kota Bogor, Bima Arya.

Dalam kesempatan itu, Bima Arya mengatakan, rumus nomor satu yang paling penting ketika memulai usaha, aktivitas atau menetapkan tujuan yakni harus bisa membaca tanda-tanda zaman atau menganalisis tren yang ada. Pasalnya, banyak orang yang gagal membaca tanda-tanda zaman, yang awalnya dikira zaman bergerak ke arah A ternyata berbelok ke arah B.

“Dulu di tahun 1990-an banyak sekali teman-teman saya ketika lulus SMA masuk ke perbankan, cita-citanya kerja di bank, bank menjamur dimana-mana tapi ternyata zaman bergeraknya tidak ke sana, saat krisis moneter banyak bank yang dilikuidasi dan banyak teman-teman yang akhirnya pengangguran,” katanya.

Baca juga  Polisi Tunda Eksekusi Wisma Mahasiswa Latimajong di Jalan Semeru

Kemudian akhirnya banyak yang banting setir memulai usaha dan ketika memulai usaha tidak semua survive. Ia pun ingat banyak yang mulai usaha membuka cafe tenda dan menjamur dimana-mana. Namun itu pun tidak bertahan lama karena dalam marketing strategi hanya meniru yang lain.

“Jangan latah karena di ilmu marketing, yang paling utama itu diferensiasi atau apa yang membedakan kita dengan yang lain dan yang masih bertahan dan berkembang yang mempunyai keunikan,” imbuhnya.

Kedua, yang terpenting harus mempunyai passion ketertarikan minat yang kuat. Walaupun trendnya di industri kuliner tapi kalau passionnya di distro atau fashion harus mengikuti passion karena kalau ada passion apa saja bisa.

Baca juga  Jokowi akan Hadiri Festival Bunga dan Buah di Kota Bogor 27-29 November

“Dan yang penting ketiga yakni kolaborasi. Kita tidak bisa sendiri, harus kolaborasi dengan semua,” jelasnya.

Ia menjelaskan, brand-brand besar saat ini dimulainya dari kolaborasi. Kolaborasi ini bukan hanya dengan sesama pelaku usaha, tapi bisa juga dengan pemerintah dan bisa membaca pemerintah arahnya kemana. Seperti Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor yang sudah delapan tahun terakhir fokus terhadap isu lingkungan, pengelolaan sampah.

Kota Bogor concern pada isu perubahan iklim, ini bukan hanya isu lokal tapi isu global dan mempengaruhi konsumen behavior di tingkat internasional.

“Ini bukan sekedar idealisme tapi ada nilai ekonomi. Maka muncul green economy, usaha-usaha ekonomi bisnis yang bukan hanya mencari untung tapi juga punya prinsip keberlanjutan, kelestarian lingkungan, mulai ada ECO fashion yang berkembang dengan sangat cepat,” katanya.

Baca juga  Juara Lomba Inovasi Daerah Tatanan Normal Baru Kemendagri, Kota Bogor ‘Disuntik’ Rp11 Miliar

Ia melanjutkan, ada satu tren yang juga dahsyat dan didorong Pemkot Bogor, yaitu local pride. Banyak yang sekarang sudah sangat bangga memakai kaos, sepatu, celana, hoodie, kacamata dari produk lokal. Menurutnya, anak-anak muda sekarang tidak seperti generasi ia dahulu, dahulu memakai brand asing itu keren, namun sekarang trennya local pride.

“Saya memerintahkan seluruh ASN setiap Selasa memakai local pride, kalau tidak pakai saya tegur dan ada Perwalinya. Kamisnya pakaian Sunda dan jumatnya batik etnik nusantara. Nah, bisa dicoba bisnis di sini karena ASN ada delapan ribu ini pangsa pasar yang pasti, karena permintaannya besar tapi produksinya masih belum banyak. Nanti di Ciheuleut akan ditata menjadi kampung distro khusus local pride,” tuturnya.[] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top