BOGOR-KITA.com, BOGOR – Pertumbuhan ekonomi Kota Bogor sangat baik dan APBD Kota Bogor sangat sehat. Ini berbeda dengan daerah lain yang sangat bergantung dengan pemerintah pusat.
Hal ini dikemukakan Walikota Bogor Bima Arya dalam Temu Investor 2019 bertajuk “Membangun Kemitraan Usaha Untuk pertumbuhan Investasi di Kota Bogor” yang diselenggarakan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Rabu (18/12/2019).
Turut hadir, Kepala Tim Ekonomi Keuangan dan Moneter perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Achmad P .Subarkah, Direktur Akses Non Perbankan dari Badan Ekonomi Kreatif, Syaifullah, Kepala Sub Direktorat Pembinaan dan Penyuluhan, Direktorat Pemberdayaan dan Penyuluhan Modal, Khusnul Khotimah serta Ketua KADIN Kota Bogor, Erik Suganda.
Bima mengemukakan, tahun 2014, Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp400 miliar. Bahkan, setiap tahun mengalami peningkatan sebesar Rp100 Miliar dan tahun 2020 ditagerkatkan Rp1 triliun.
“Jika dilihat dari persentase angka PAD terhadap pendapatan, PAD Kota Bogor sangat sehat dan dari tahun ke tahun sistem ekonomi Kota Bogor semakin kokoh,” jelasnya.
Bima Arya menambahkan, Kota Bogor memiliki modal strategis dalam bentuk kedekatan dengan Ibu Kota DKI Jakarta dan secara demografis memiliki kekuatan karakter yang luar biasa dengan keberadaan Istana kepresidenan, Kebun Raya Bogor. Bahkan dalam sejarah Kota Bogor merupakan pusat kerajaan sunda Pajajaran 537 tahun lalu.
“Banyak wilayah di sekitar Jakarta tidak memiliki karakter dan berkembang karena pengembang sehingga menjadi kota arti parsial. Kota Bogor tidak seperti itu, kita punya tradisi mengakar yang kokoh sebagai Ibukota Kkerajaan Sunda Pajajaran. Untuk itu, berdasarkan masukan para ekonom, kita diminta untuk menjaga dan menguatkan potensi yang kita miliki,” kata Bima Arya.
Ia mengajak para stakeholder untuk fokus pada upaya membangun kolaborasi agar bergerak bersama dalam perspektif memberikan keuntungan.
Selain menjelaskan modal dan potensi yang dimiliki Kota Bogor, Bima juga membeberkan persoalan perlambatan ekonomi dampak trade war (perang dagang) antara Amerika dan China hingga isu resesi dunia, termasuk tantangan yang dihadapi berupa infrastruktur dan kultur.
”Untuk kultur warga berupa hospitality. Saya melihat Yogya itu dahsyat, macetnya tidak jauh beda dengan Kota Bogor, namun mereka memiliki hospitality, service yang diberikan warganya mulai dari tingkatan yang di bawah hingga yang di atas bintang lima,” ujarnya
Di akhir sambutan, Bima Arya menerangkan program penataan yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, mulai dari transportasi, infrastruktur hingga penataan kawasan.
Kepada para investor, Bima Arya juga mengajak untuk menyempurnakan konsep yang dimiliki Kota Bogor melalui gagasan dan konsep manajemen modern dengan melibatkan warga.
Sebelumnya, Kepala DPMPTSP Kota Bogor, Denny Mulyadi menjelaskan, tujuan acara ini dalam rangka mendorong investasi besar untuk bermitra dengan UMKM Kota Bogor, melakukan inisiasi dan fasilitasi penguatan kemitraan dan kolaborasi melalui berbagai inovasi di bidang pemasaran permodalan serta pelatihan SDM.
Pada kesempatan tersebut dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama antara pelaku UMKM Kota Bogor dengan sektor swasta di antaranya Nata Puding dengan Hotel Royal Pajajaran dan Hotel Royal Juanda serta Goodie Bag Tulip, minuman rempah-rempah dan makanan ringan dengan pelaku usaha 212 Mart. [] Admin/Humas Pemkot Bogor