Kab. Bogor

Tekan AKI/AKB di Wilayah Puskesmas Cijeruk dengan Inovasi GERYALINPUTNED

BOGOR-KITA.com, CIJERUK – Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insiden) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas.

Pelayanan kebidanan dasar memerlukan pentingnya pemberdayaan ibu dan keluarga dengan bantuan bidan untuk mengatasi masalah yang mungkindijumpai selama masa kehamilan, persalinan dan nifas. Dalam memberikan pelayanan kebidanan dasar juga perlu diperhatikan bahwa sasaran langsung pelayanan adalah ibu dan janin serta bayi baru lahir.

Salah satu tugas pelaksana pelayanan KIA yaitu melaksanakan Asuhan Persalinan Normal. Persalinan normal adalah terjadinya kelahiran bayi aterm dengan proses pervaginam alami dan tanpa komplikasi. Penolong persalinan perlu memantau keadaan ibu dan janin untuk mewaspadai secara dini terjadinya kOmplikasi. Di samping itu, penolong persalinan juga berkewajiban untuk memberikan dukungan moril dan rasa nyaman kepada ibu yang sedang bersalin.

Baca juga  Antisipasi Melonjaknya Okupansi, Vila dan Resort di Cijeruk Diperketat 

Kepala Puskesmas Cijeruk, drg Tjetjep Surdjana menyampaikan bahwa permasalahan di wilayah Puskesmas Cijeruk terkait ibu bersalin adalah masih adanya ibu bersalin di rumah yang ditolong oleh dukun bayi yaitu di Desa Palasari sebanyak 2 Ibu, Desa Tanjungsari sebanyak 7 Ibu, Desa Cipicung sebanyak 6 Ibu, Desa Cipelang sebanyak 6 Ibu, Desa Cibalung 11 Ibu, Desa Warung Menteng sebanyak 0, Desa Cijeruk Sebanyak 8 Ibu pada bulan April 2020.

“Penyebabnya adalah lambatnya pertolongan pada ibu hamil beresiko tinggi yang harus segera ditangani oleh Puskesmas Cijeruk sebagai rujukan,” jelasnya.

Hal tersebut disebabkan karena rujukan baru dilakukan setelah ibu bersalin mengalami permasalahan dalam persalinan akibat ditolong oleh bukan tenaga kesehatan/ paraji. Masalah lainnya dalam mendapatkan layanan kesehatan adalah kendala biaya, jarak dan transportasi. Di beberapa wilayah Puskesmas Cijeruk, masyarakat masih ada yang merasa lokasi puskesmas terlalu jauh dari tempat asal dan karena kondisi geografis yang sangat beragam sehingga untuk menjangkau puskesmas masih ada sedikit hambatan.

Baca juga  Angin Kencang Menerjang Ciseeng, Atap Rumah Warga Ikut Terbang

Menurut Tjetjep, warga enggan melakukan persalinan di Puskesmas karena masalah biaya yang dikhawatirkan akan mahal. Dari persoalan tersebut, lahirlah “Inovasi Jemput Bola” yang diberi nama GERYALINPUTNED (Gerakan Sayang Ibu Bersalin Dijemput Lahir Di Poned).

Puskesmas Cijeruk bermitra dengan bidan-bidan desa maupun aparat desa beserta kader-kader PKK untuk turut mendukung implementasi inovasi jemput bola. Semua berjalan melalui alur yang sudah terencana dengan matang. Inovasi jemput bola ini berjalan melalui mekanisme kemitraan (pra kelahiran) dan pengaduan (waktu kelahiran).

Pengaduan merupakan langkah yang dilakukan setelah mendapat informasi jumlah ibu yang akan melahirkan. Gunanya adalah memperkirakan kapan salah satu pasien akan melahirkan untuk mempersiapkan fasilitas (mobil ambulance Desa Siaga) dan sopirnya. Di bawah ini mekanisme kerja dari layanan antar jemput persalinan gratis.Diharapkan dengan adanya inovasi ini AKI/AKB dapat ditekan khusunya di wilayah Puskesmas Cijeruk. [] Hari/IGA

Baca juga  Bupati Ade Yasin Izinkan Resto Dine In, Tempat Ibadah Dibuka
Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top