Kab. Bogor

Suhu Panas Diprediksi Hingga Akhir Oktober 2025

BOGOR-KITA.com, KEMANG – Suhu panas tinggi dirasakan pada sejumlah wilayah Kabupaten Bogor. Hal ini diungkapkan warga masyarakat di beberapa kecamatan bagian utara Kabupaten Bogor.

“Panasnya nampol banget. Meski di dalam rumah, suhu panas tetap terasa kuat, apalagi di luar rumah,” ungkap Eman, warga Desa Jampang Kecamatan Kemang, Rabu (22/10/2025).

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan cuaca panas dengan suhu maksimum 37,6°C yang beberapa hari terakhir melanda berbagai wilayah terjadi karena sejumlah faktor.

Di antaranya disebabkan oleh kombinasi gerak semu matahari dan pengaruh dari Monsun Australia. Kondisi ini diprakirakan masih akan berlanjut hingga akhir Oktober 2025 atau awal November 2025.

“Penyebab utama suhu panas ini adalah posisi gerak semu matahari yang pada bulan Oktober berada di selatan ekuator,” ungkap Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, dikutip dari siaran pers BMKG di Jakarta, pada hari Rabu (15/10/2025) lalu.

Baca juga  Jubir Covid-19 Kabupaten Bogor:  35 Positif, 4 Transmisi Keluarga

Faktor lainnya adalah penguatan angin timuran atau Monsun Australia yang membawa massa udara kering dan hangat sehingga pembentukan awan minim serta radiasi matahari dapat mencapai permukaan bumi secara maksimal.

“Posisi ini membuat wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan, seperti Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua, menerima penyinaran matahari yang lebih intens sehingga cuaca terasa lebih panas di banyak wilayah Indonesia” kata Guswanto

Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengungkapkan, data BMKG mencatat pengamatan suhu maksimum mencapai di atas 35°C menyebar luas di seluruh wilayah Indonesia.

Wilayah yang paling berdampak suhu tinggi meliputi sebagian besar Nusa Tenggara, Jawa bagian barat hingga timur, Kalimantan bagian barat dan tengah, Sulawesi bagian selatan dan tenggara, serta beberapa wilayah Papua.

Baca juga  Tips Silaturahmi Lebaran Saat Pandemi

Pada 12 Oktober 2025, suhu tertinggi tercatat sebesar 36,8°C di Kapuas Hulu (Kalimantan Barat), Kupang (NTT), dan Majalengka (Jawa Barat). Kemudian, suhu sedikit menurun menjadi 36,6°C di Sabu Barat (NTT) pada 13 Oktober 2025.

Lebih lanjut, suhu kembali meningkat pada 14 Oktober 2025, berkisar antara 34–37°C. Beberapa wilayah seperti Kalimantan, Papua, Jawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) menunjukkan suhu maksimum 35–37°C. Wilayah Majalengka (Jawa Barat) dan Boven Digoel (Papua) juga menunjukkan peningkatan suhu hingga 37,6°C.

“Konsistensi tingginya suhu maksimum di banyak wilayah menunjukkan kondisi cuaca panas yang persisten, didukung oleh dominasi massa udara kering dan minimnya tutupan awan,” jelas Andri.

Baca juga  51 Lubang di Jalan Nasional Kemang - Parung Diperbaiki Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR

Di samping cuaca panas yang persisten dan dominan, BMKG memprakirakan potensi hujan lokal akibat aktivitas konvektif masih dapat terjadi pada sore hingga malam hari, terutama di sebagian wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Papua.

Mengingat dinamika yang terjadi, BMKG mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan dengan mencukupi kebutuhan cairan dan menghindari paparan sinar matahari langsung dalam waktu lama, khususnya pada siang hari.

“Tetap waspada terhadap potensi perubahan cuaca mendadak seperti hujan disertai petir dan angin kencang pada sore atau malam hari,” tambah Guswanto. [] Fahry

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top