BOGOR-KITA.com, JAKARTA – Skor Global Hunger Indeks Indonesia atau indeks kelaparan Indonesia berada pada angka 21,9 tahun 2018. Oleh sebab itu, persoalan pangan menjadi persoalan penting, karena skor 21,9 itu tergolong dalam kategori serius. Negara maju skornya 5. Semakin kecil skor semakin baik.
Hal ini dikemukakan Rektor IPB University Prof Arif Satria pada acara Power Talk, “Development of Smart Food Business With Value Added ty on Technology Innovation,” di Kampus IPMI International Business School, Jakarta, Senin (9/3/2020).
“Negara maju punya skor 5. Untuk mengejar dari skor 21,9 ke skor 5, kalau kita pakai cara business as usual, kita butuh waktu 30 tahun. Maka ini memang membutuhken ekstra upaya agar kita bisa melihat persoalan ini dengan lebih cermat lagi,” kata Prof Arif.
Dalam siara pers yang diterima BOGOR-KITA.com, Prof Arif menekankan bahwa era perubahan yang diawali revolusi industri 4.0 ini mesti direspon dengan langkah-langkah strategis. Seperti halnya IPB University kini telah berusaha keras melakukan proses transformasi digital yang begitu masif.
“Saat revolusi industri 4.0 itu muncul, hal yang paling dasar adalah IPB merespon seperti apa? Bagaimana pertanian, perikanan, peternakan 4.0 itu? Maka IPB kini juga telah merumuskan IPB Agromaritime 4.0 yang diturunkan menjadi roadmap research bagi peneliti di IPB. Jadi, sekerang peneliti IPB harus membuat penelitian yang sesuai dengan roadmap IPB 4.0 itu,” ujar Prof Arif.
Selain itu, IPB University dan IPMI International Business School juga sepakat menjalin kerjasama dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Kerjasama ini dituangkan dalam nota kesepahaman (memorandum of Understanding/MoU) yang ditandatangani oleh Prof Arif bersama Prof Aman yang disaksikan sejumlah jajaran pejabat IPB University.[] Admin