PMI Kota Bogor Siagakan Ratusan Relawan Hadapi La Nina
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Ratusan relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bogor mengikuti apel kesiapsiagaan terhadap dampak La Nina di Lapangan Belakang PMI Kota Bogor, Senin (15/11/2021).
Ketua PMI Kota Bogor Edgar Suratman mengatakan, dari 27 kota/kabupaten di Jawa Barat (Jabar), Kota Bogor masuk peringkat ketiga paling banyak bencana. Karena kontur tanah yang sebagian besar merupakan tebingan, dan banyak dilalui aliran sungai maka potensi resistensi terjadinya bencana cukup tinggi.
“Peringkat pertama bencana Kabupaten Bogor sebanyak 900 kejadian, kedua Kabupaten Sukabumi sebanyak 200 kejadian, dan Kota Bogor menempati peringkat ketiga dengan 152 kejadian bencana. Total kejadian bencana di Jabar hingga November sebanyak 1.724.,” ungkap Edgar.
Menurutnya dampak La Nina akan menyebabkan sejumlah wilayah Indonesia mengalami peningkatan risiko bencana hingga akhir tahun.
“Salah satu yang harus diwaspadai adalah potensi angin kencang yang menyebabkan pohon tumbang di Jalan Ahmad Yani, saat ini kan sudah dipotong pohon-pohon yang besar. Itu salah satu upaya pemerintah, dan kita juga harus menyikapi hal itu,” katanya.
Karena Kota Bogor masuk tiga tertinggi bencana di Jawa Barat, lanjut Edgar, PMI menjadi salah satu komponen yang harus sigap tanggap terhadap semua kejadian. Tidak hanya saat terjadi bencana, tapi sebelum, saat, dan pasca kejadian bencana. Dengan demikian, saat ini PMI Pusat dan PMI Jabar bergerak bersama dengan melibatkan relawan bencana lainnya, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor.
Ia meminta alat komunikasi dapat difungsikan untuk memaksimalkan koordinasi dalam kebencanaan.
“Jika ada kerusakan diperbaiki untuk mempercepat adanya tindakan. Untuk itu dicek alat dan personalnya. Baik itu di posko yang di markas PMI maupun di Sibad. PMI Kecamatan harus melakukan monitoring, pada saat ada kejadian untuk bergerak bersama kurangi dampak La Nina,” terangnya.
Untuk itu, sebanyak 150 relawan PMI disiagakan untuk mengantisipasi bencana dampak La Nina yang diprediksi terjadi pada akhir tahun mendatang.
“Mau tidak mau karena peringkat satu, PMI harus jadi bagian yang terdepan untuk melakukan itu semua. Salah satunya donor darah. Kita juga evaluasi tentang kesigapan SDM kita, termasuk peralatan yang dibutuhkan seperti seragam, alat penunjang, perahu karet mana kala ada yang hanyut. Apakah itu menunjang atau perlu diperbaiki,” ucapnya.
Ia meminta untuk melakukan pemetaan, terkait ketersediaan perlengkapan untuk menunjang kejadian bencana.
“Kalau barang atau alat sudah dianggap tidak layak maka kita berita acarakan untuk dihapus, tentu tahun yang akan datang harus programkan diadakan sesuai kemampuan kita,” tutupnya. [] Ricky