Pemkot Butuh Biaya 4,6 Miliar Untuk Perbaikan Jalan KH Tb M Falak
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan melakukan perbaikan longsor pada sayap jembatan Jalan KH. Tb M Falak, Kecamatan Bogor Barat pasca longsor pada 11 Oktober lalu.
Pasca terjadinya longsor akses jalan yang menghubungkan Jalan Sumeru dengan Simpang Loji ditutup sementara hingga perbaikan selesai.
“Kami sangat memahami, warga membutuhkan pengerjaan yang cepat karena warga dirugikan dari waktu yang biasanya harus mengakses jalan ini jadi harus berputar-putar, banyak sekali keluhan yang kami tangkap dari berbagai macam kanal bahwa warga sangat menderita, kami sangat memahami itu,” ucap Wali Kota Bogor Bima Arya, Selasa (1/11/2022).
Dengan demikian, ia meminta agar percepatan untuk perbaikan jembatan pada semua aspek. Berkenaan pembiayaan, pihaknya telah melakukan pergeseran anggaran melalui Biaya Tidak Terduga (BTT).
“Jadi saya ingin sampaikan, pertama kita lakukan pergeseran anggaran yang kemudian dialokasikan melalui dana BTT untuk dikerjakan segera. Jadi minggu depan mulai dikerjakan. Kami sudah hitung cepat membutuhkan biaya sekitar Rp4,6 miliar untuk membangun kembali ini,” katanya.
Bima menjelaskan, pelaksanaan perbaikan longsoran tersebut dibagi menjadi dua tahap dengan estimasi pekerjaan hingga rampung memakan waktu selama empat bulan di tahun ini dan dilanjutkan tahun 2023.
“Tahap pertama sekitar Rp2,4 miliar akan dikerjakan dua bulan mulai pekan depan sampai akhir bulan Desember. Nah, tahap berikutnya baru finishing, 50 persen anggarannya mulai dikerjakan bulan Januari dan Februari 2023,” jelasnya.
Untuk antisipasi kepadatan arus lalu lintas akibat penutupan akses Jalan KH Tb. M. Falak, kata Bima pihaknya bakal menambah jumlah personel Dinas Perhubungan (Dishub) dan juga berkoordinasi dengan kepolisian.
Selain itu, pihaknya akan mengecek kembali kondisi jembatan secara keseluruhan yang ada di Kota Bogor.
“Kami akan lihat titik-titik di seluruh wilayah Kota Bogor, karena memang banyak seperti ini (rawan longsor), tadi saya lihat di jembatan RE Martadinata, memiliki potensi juga dibawahnya terjadi pengikisan. Jadi saya minta juga ke semua pimpinan wilayah, camat, lurah, PUPR untuk mengaudit fisik secara keseluruhan untuk antisipasi,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Bogor, Chusnul Rozaqi mengungkapkan, dari desain perencanaan yang dibuat hampir setengah bulan pasca longsor, dihasilkan beberapa alternatif untuk pekerjaan. Yakni penanganan longsoran dengan site mix (cor manual) atau sheet pile.
Untuk site mix, diungkapkan Chusnul, dalam pelaksanaannya memerlukan waktu cukup lama, mulai dari proses pondasi sampai pengecoran. Karena itu, pihaknya akan menggunakan penanganan longsoran dengan sheet pile.
“Kami memakai alternatif sheet pile yang juga memang memerlukan waktu karena kebutuhan (barang) panjang sekitar 12 meter, dan kebetulan stok yang ada 8 meter, sehingga kita perlu waktu untuk order, baru dikerjakan,” kata Chusnul.
Ia menuturkan, saat ini di lokasi mulai dilakukan perapihan, sehingga pada saat sheet pile datang bisa langsung dipasang dengan waktu penyelesaian kurang lebih 28 hari kalender pada tahap pertama.
“Jadi kita akan selesai sampai tanggal 31 Desember, mudah-mudahan tidak ada halangan dan akan dilanjutkan di tahun berikutnya, artinya SK walikota untuk tahun berjalan tidak bisa lewat tahun,” ujarnya.
Chusnul menjelaskan, pembiayaan untuk perbaikan senilai Rp4,6 miliar bersumber dari anggaran pergeseran BTT APBD 2022. Sementara untuk pelaksana kegiatan perbaikan nanti melalui penunjukan langsung (PL).
Ia memperkirakan jika pengadaan sheet pile yang dibutuhkan tersedia dan bisa langsung dipasang, maka Jalan KH Tb. M. Falak sudah bisa diakses kembali oleh masyarakat di awal tahun 2023.
“Iya, mudah-mudahan kami mendapatkan sheet pile ready stock dengan panjang 12 meter, bisa cepat lagi, awal bulan Januari bisa digunakan, tapi kalau tidak, bisa lewat tahun, iya sekitar bulan Februari 2023 selesai,” pungkasnya. [] Ricky