BOGOR-KITA.com – Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Bogor memberikan masukan dan aspirasi menyangkut penataan sistem transportasi di Kota Bogor. Aspirasi dari Organda tersebut disampaikan kepada Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim di ruang Paseban Narayana, Balai Kota Bogor pada Selasa (15/10/2019) sore.
Ketua tim evaluasi Organda Kota Bogor Trihandoyo menuturkan Organda Kota Bogor mempertanyakan keputusan dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor mengapa mengeluarkan kebijakan sepihak dan tidak ada sosialisasi terkait program program transportasi di Kota Bogor.
“Sudah ada angkot yang diremajakan, tetapi suratnya belum dikeluarkan. Kita juga mempertanyakan masalah program dengan SK 2018, hampir semua program ada konversi, rerouting dan jalur angkot, tetapi semua tidak berjalan,” ungkapnya.
Mengenai akan adanya trem di Kota Bogor, ia mengungkapkan bahwa Organda tidak akan menanggapi tentang trem, karena pihak Pemkot belum melakukan sosialisasi kepada Organda.
“Trem itu kan belum disosilisasikan ke kami apakah kami harus menanggapi, kita tetap menunggu program Pemkot, yang penting program kemarin selesai dulu,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Dedie A Rachim mengatakan bahwa memang ada beberapa program transportasi di Kota Bogor yang tidak berjalan diantaranya rerouting dan konversi angkot. Dengan demikian Pemkot Bogor memiliki rencana dan langkah langkah untuk mencari solusi dalam rangka memperbaiki sistem transportasi di Kota Bogor secara menyeluruh.
“Ada langkah langkah awal yang harus kita ambil antara lain adalah mencoba mendudukkan kembali persoalan rerouting dan konversi, kalau itu berjalan dengan baik insha Allah langkah langkah penataan yang lainnya bisa lebih mudah dan itu sudah ada masukan masukan, tapi harus kita diskusikan dulu secara teknis di internal Pemkot Bogor,” ucap Dedie.
Dengan demikian, Pemkot Bogor menerima masukan-masukan dari Organda seperti pencabutan pembatasan usia kendaran yang usia 20 tahun serta memulai langkah langkah terkait dengan rerouting dan konversi secara konsisten termasuk di dalamnya ada peremajaan angkot.
“Jadi ada yang sedang dikaji, tentu mempertimbangkan semua aspek termasuk angkot di dalamnya sebagai salah satu feeder, di Jakarta juga ada MRT, LRT, Transjakarta, angkot juga ada tetapi bagaiman mennyatu padukannya nanti,” jelasnya.
Menurut Dedie, kendala utama saat ini adalah komunikasi yang tidak berjalan dengan baik, tapi usulan dan masukan dari organda ini akan kita putuskan nanti.
“Ada tujuh poin yang di sampaikan organda, tentu kita dengan pertimbangan lalu diputuskan nanti dalam satu forum. Intinya saya dan pak wali ingin menyelesaikan seluruh urusan transportasi Kota Bogor ada yang harus di antispasi,” katanya. [] Ricky