Kota Bogor

Normalisasi Ciliwung, Top Agenda Bima Arya

BOGOR-KITA.com – Ada empat hal penting yang dikemukakan Walikota Bogor Bima Arya saat briefing dtaf yang digelar di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Jalan. Ir. Juanda, Kota Bogor, Rabu (3/10/2018).

Rapat rutin yang digelar setiap dua minggu sekali ini tak hanya dihadiri Sekretaris Daerah (Sekda).Kota Bogor Ade Sarip Hidayat, Asisten dan kepala OPD saja namun juga aparat wilayah, yakni camat dan lurah.

Hal penting pertama yang dikemukakan Bima aalah terkait kantong Peraturan Walikota tentang Kantong Plastik. Bima mengatakan, Kota Bogor menjadi kota ke-4 yang mengeluarkan Peraturan Wali Kota (Perwali) terkait pelarangan penggunaan kantong plastik di Mal dan minimarket yang mulai berlaku Sabtu (1/12/2018). Perwali-nya Nomor 61 Tahun 2018. Maka, sosialisasi masif di wilayah harus dilakukan karena menjadi konsistensi dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor yang ingin menuju zero plastik.

Baca juga  Pemkot Bogor Dukung Diskusi ICLEI di Kebun Raya Bogor

“Bilang ke warga untuk membawa kantong sendiri dan di toko modern sudah tidak boleh lagi menyediakan kantong plastik, harus diganti dengan substitusi lain,” ujarnya.

Hal penting kedua adalah soal normalisasi Ciliwung. Pemkot Bogor juga segera memetakan persoalan untuk melakukan normalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung. Hal yang menjadi fokus utama jangka pendek, yakni pembersihan sampah dan edukasi ke masyarakat dalam penanganan normalisasi Ciliwung.

“Ini butuh kerja sama dari banyak OPD mulai dari Dinas Lingkungan Hidup, Disperumkim, Dinas PUPR, Bappeda, kelurahan dan lainnya. Karena target kita tahun depan sudah bisa dipakai untuk arum jeram,” jelasnya.

Hal penting ketiga, terkait Kampung Lawas Maspati di Surabaya. Bima mengaku terkesima dengan kampung itu. Bima rencananya akan mengajak para camat dan Bappeda untuk melihat salah satu kampung tematik tersebut secara langsung.

Baca juga  Tiga Bulan Berjalan E-Parkir Kota Bogor Cukup Baik

Menurutnya, di sana sangat menarik karena semua hasil dari swadaya masyarakat tidak bergantung pada pemerintah. Sehingga dirinya sangat ingin belajar kesana untuk melihat cara membangun sistem membuat kampung tematik.

“Kita akan membuat dan memperbanyak kampung-kampung tematik di Kota Bogor yang bisa menarik wisata ke Kota Bogor,” imbuhnya.

Hal penting keempat adalah soal bencana di Palu dan Donggala Bima tak lupa menyampaikan bela sungkawanya atas terjadinya bencana itu. Ia meminta agar seluruh stakeholder memberikan atensinya untuk dapat bersama-sama menggalang dana seperti yang dilakukan untuk Gempa Lombok mengingat bencana di Palu dan Donggala lebih parah.

“Sudah ada instruksi dari Ketua Apeksi agar Pemerintah Kota di seluruh Indonesia turun tangan membantu,” pungkasnya. [] Admin/Humpro Kota Bogor.

Baca juga  Kota Bogor Segera Punya Perda Pondok Pesantren
Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top