Laporan Utama

Muhasabah Syahrul Mubarakah

Dr. Abdurrahman Misno BP, MEI
Dr. Abdurrahman Misno BP, MEI

Oleh: Dr. Abdurrahman Misno BP, MEI

(Dosen Pascasarjana Institut Agama Islam Sahid (INAIS) Bogor)

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Tidak terasa hari ini kita telah memasuki hari-hari terakhir bulan ramadan, sudah selayaknya kita untuk merenung sejenak, berintospeksi diri dan bermuhasabah “Sudah berapa banyak amalan yang kita lakukan pada hari-hari sebelum ini?’. Sebuah pertanyaan yang hanya kita yang bisa menjawabnya. Jawabannya sendiri bukanlah sebuah teori, namun bagaimana aplikasi yang selama ini terjadi.

Tidak dapat dipungkiri bahwa bisa jadi selama awal-awal ramadan ini kita masih disibukkan dengan berbagai aktivitas dunia, yang PNS masih sibuk dengan pekerjaannya, yang pedagang makin sibuk di tempat perdagangannya dan semua masih sibuk dengan segala aktivitas keduniaannya. Pada dasarnya hal itu tidaklah mengapa, selama senantiasa diiringi dengan amal-amal ukhrawi, apalagi di bulan yang mulia ini. Namun akan lebih berarti jika hari-hari ini kita isi dengan berbagai amalan ukhrawi sebagai bentuk pengagungan terhadap ramadan tahun ini.

Baca juga  Jewawut, Pangan Alternatif bagi Penderita Diabetes

Jika manusia hanya memiliki tiga hari dalam hidupnya yaitu kemarin, hari ini dan besok. Maka ramadan ini kita juga memiliki tiga hari tersebut, maksudnya adalah bahwa jika kita ingin bermuhasabah maka lihatlah amalan apa yang telah kita lakukan kemarin, amalan apa yang bisa kita kerjakan hari ini dan amalan apa yang akan kita kerjakan untuk esok. Jika selama ini kita lalai mengisi ramadan, maka hari ini kita harus bisa beramal untuk memperbaikinya, dan esok kita telah memiliki planning untuk menyiapkan amalan-amalan yang bisa kita lakukan. Tidak sulit untuk membuat sebuah blue print amal kebaikan, hanya bisa jadi dengan sejuta alasan semuanya tinggal rencana.

Baca juga  Covid-19: Positif 92 dari 18 Kecamatan, Megamendung Terbanyak, 16 Konfirmasi Positif

Selanjutnya, apa yang bisa kita lakukan saat ini? Jawabnya mudah dan mengamalkannyapun mudah bagi orang-orang yang dimudahkan Allah ta’ala. Pada hari-hari akhir ramadan ini kita masih memiliki kesempatan untuk mendulang kebaikan, adanya malam lailatul qadar adalah anugerah bagi mereka yang bersungguh-sungguh untuk meraihnya. Jika selama ini malam lailatul qadar seolah-olah turun begitu saja dari langit, maka ini tidak tepat. Hal ini dikarenakan malam yang lebih bak dari seribu bulan ini adalah sebuah hidayah yang hanya diberikan kepada orang-orang yang senantiasa bermujahadah di bulan penuh barakah ini. Sehingga setiap orang memiliki kesempatan untuk mendapatkannya. Selain itu, adanya syariat zakat juga menjadi amalan yang bisa kita lakukan untuk menutup ramadan ini sebagai bentuk ketaatan kepada Ar-rahman dan solidaritas sesama insan. Setelah ramadan selesai kita juga disunnahkan untuk puasa enam hari di bulan syawal sebagi penyempurna ramadan. Rasulullah bersabda bahwa barang siapa yang berpuasa pada enam hari di bulan syawal setelah berpuasa di bulan ramadan maka seolah-olah ia berpuasa satu tahun secara sempurna. Masya Allah, inilah di antara kemuliaan ramadan yang kita sering lupa atau melupakan… Wallahu a’lam. []

Baca juga  Berkat Sumur Wakaf Dompet Dhuafa bersama Kybar Tani Mandiri, Kini Warga Gunung Kidul dan Bantul Tak Risau Hadapi Kemarau
Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top