Mengulik Urgensi Kansei Engineering dalam Desain Produk
BOGOR-KITA.com, DRAMAGA -Pengguna produk dan layanan semakin lama semakin menuntut kepuasan layanan dari produk atau jasa yang dipakai dan dibayar. Tak pelak, produsen sebuah produk barang atau jasa membuat pencanggihan, melalui apa yang disebut Kansei Engineering, yakni sebuah metode untuk menerjemahkan emosi manusia dalam suatu produk barang atau jasa.
“Di awal abad kedua puluh satu ini, kita tidak hanya menginginkan produk atau jasa yang bekerja dengan baik dan memuaskan kebutuhan kita, tetapi juga menginginkan produk yang kita sukai dari segala sudut perspektif personal,” ujar Prof Taufik Djatna, dosen IPB University dari Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian dalam rilis dari IPB University kepada BOGOR-KITA.com, Jumat (6/11/2020).
Prof Taufik menjelaskan apa itu Kansei Engineering (KE). Kata Kansei , katanya,dalam Bahasa Jepang berarti perasaan atau kepekaan.
Kansei adalah kesan subjektif seseorang dari artefak, lingkungan atau situasi tertentu dengan menggunakan semua indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, rasa dan keseimbangan serta pengakuan.
“Dari studi KE, tujuan utamanya adalah menemukan parameter teknis produk mana yang menyampaikan emosi yang dipilih,” ujar pakar teknik sistem dan industri ini.
Prof Taufik mengatakan pula dalam KE, ada upaya untuk mendeskripsikan seluruh rentang emosi yang dapat disampaikan oleh suatu produk.
“Salah satu karakteristik KE adalah adanya upaya untuk menggambarkan seluruh rentang emosi yang dapat disampaikan oleh suatu produk atau jasa. Upaya ini hanya dapat berhasil jika ruang semantik benar-benar mencakup semua kemungkinan emosi yang ditimbulkan oleh produk. Inilah sebabnya mengapa langkah pertama dalam merentang ruang semantik adalah menyiapkan daftar panjang kata-kata Kansei menggunakan semua sumber yang tersedia,” ujarnya.
Dikatakan, kata-kata Kansei ini dapat diambil dari majalah, manual, katalog, situs web, pengguna, pakar, atau studi KE terkait.
Jumlah kata Kansei pada daftar awal ini bisa sangat banyak, bervariasi dari beberapa puluh hingga beberapa ratus. Pengumpulan kata pertama ini harus berlanjut hingga tidak ada kata baru yang muncul untuk memastikan bahwa ruang semantik lengkap dipertimbangkan.
“Bahasan KE di Indonesia masih jarang, bahkan di universitas besar. Penerapan dan integrasi KE bagi usaha agroindustri terutama Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) menjadi sangat urgen dengan semakin derasnya serbuan produk global. Hal ini ditujukan agar produk dan jasa dalam negeri bisa menjadi primadona bagi rakyat Indonesia sendiri,” katanya.
Banyak dosen dan peneliti yang mampu menghasilkan material baru, produk ataupun jasa inovatif. Namun, masih sangat sedikit yang benar-benar bisa masuk ke tahapan kokoh secara komersial.
Saat ini riset KE dalam lingkungan agroindustri mengarah pada integrasi dan tuntutan industri 4.0, pleasurability dan adoptability bagi pengguna akhir serta bagi keberlangsungan lingkungan. Bidang ini dinamai sebagai Eco-Kansei. Eco-Kansei mengintegrasikan teknik machine learning, deep learning dan 3D/4D printing dengan desain produk atau jasa dalam lingkungan berbasis Mixed Reality yang merupakan gabungan virtual dan augmented reality.
Sejak tahun 2013, Prof Taufik dan tim bimbingan mahasiswa pascasarjana dari program studi Teknik Industri Pertanian telah mengembangkan metode spesifik berbasis KE dan menerapkan KE ke berbagai produk dan jasa berbasis agroindustri.
Target dari desain produk jasa dengan KE adalah menyempurnakan sisi fungsional produk atau jasa ke arah produk yang memang diterima pasar karena kemudahpakaiannya (usability factors) dan kesenangpakaiannya (pleasurability factors). [] Admin
