Kab. Bogor

Mahasiswa KKN-T IPB University Filmkan TPA Galuga

tpa galuga

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Mengangkat isu penanganan sampah, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) IPB University menggelar webinar sekaligus penayangan perdana film Galuga Berharga, Sabtu (7/8/2021). Film Galuga Berharga membahas secara langsung proses pengolahan sampah dan dampak tempat pembuangan akhir (TPA) terhadap warga sekitar.

Sutradara film Galuga Berharga, Rayhan Mahmud, menyebutkan pembuatan film tersebut diharapkan mampu menunjukkan bahwa permasalahan sampah adalah tanggung jawab semua pihak. Film Galuga Berharga juga diharapkan mampu menjadi media edukasi masyarakat sekaligus pemicu diskusi pengelolaan sampah yang lebih baik.

“Script film Galuga Berharga dibuat dengan mengambil berbagai sudut pandang. Oleh karena itu, bahasannya mulai dari hulu dan hilir pengelolaan sampah sampai dampak dan harapan bagi warga sekitar TPA,” ujar Rayhan dalam rilis diterima BOGOR-KITA.com, Kamis (12/8/2021).

Baca juga  Mahasiswa IPB Manfaatkan Buah Pedada untuk Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Betara Kanan

Penayangan perdana film Galuga Berharga dihadiri oleh sekitar 67 orang termasuk Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University, perwakilan Pusat Studi Agraria, aktivis lingkungan, dan masyarakat umum.

Selain pemutaran film, tim KKN-T IPB University juga menggelar webinar tentang pengelolaan sampah. Webinar mengundang Denni Wismanto (Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor), Soeryo Adiwibowo (Dosen IPB University) dan Aang Hudaya (Founder Ecobrick Bogor).

Dalam pemaparannya, Denni Wismanto mengatakan, “Pengelolaan sampah diharapkan bisa dimulai dari hulu, yakni di masyarakat. Baru nanti diproses lebih lanjut oleh Dinas Lingkungan Hidup untuk pengelolaan yang lebih masal dan dalam.”

Baca juga  Soal Data Bansos: Ade Yasin Ungkap Masalah, Moeldoko Menjawab

Sementara, Soeryo Adiwibowo, dosen IPB University dari Fakultas Ekologi Manusia juga menyebutkan bahwa penanganan sampah di Indonesia diharapkan mampu mengadopsi metode negara maju. Pasalnya, metode tersebut berpangku pada penanganan dini di hulu dan pengelolaan mendalam di hilir.

“Seperti di Tokyo yang padat penduduk mampu mengelola sampah dengan baik dari hulu hingga hilir,” tambah Soeryo Adiwibowo.

Berhubungan dengan pernyataan tersebut, Aang Hudaya, Founder Ecobrick Bogor menjelaskan bahwa salah satu hal yang dapat dilakukan masyarakat adalah dengan melakukan pembuatan Ecobrick dari sampah rumah tangga pribadi.

“Jadi nanti sampah organik dijadikan pupuk dan sampah non organiknya dijadikan Ecobrick di rumah,” kata Aang.

Selain membahas langkah dan edukasi tentang pengelolaan sampah bagi masyarakat, kegiatan tersebut juga mengangkat isu kesejahteraan dan kesehatan warga sekitar TPA Galuga.

Baca juga  Update Corona Kabupaten Bogor: 22 Positif, 1 Sembuh, Jonggol; Zona Merah

“Memang kehadiran TPA Galuga menjadi buah simalakama bagi warga sekitar. Di satu sisi kesehatan mereka terancam, tapi di sisi lain mereka pun menyambung hidupnya dari keberadaan TPA tersebut,” ujar Khaerunnisa, Ketua Kelompok KKN-T IPB University untuk Desa Galuga. [] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top