Kota Bogor Bisa Belajar Trem ke Turkiye dan Polandia
Oleh: Hari Pebriantok
(Redaktur Pelaksana Bogor Kita)
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Pemerintah Kota Bogor terus mematangkan rencana pembangunan transportasi berbasis rel atau trem di kota hujan. Terakhir, pada Senin 4 September 2023, Wali Kota Bogor Bima Arya menemui Wakil Menteri BUMN Rosan Roeslani untuk membahas tindak lanjut dukungan BUMN.
Hingga saat ini belum diketahui terkait sumber pembiayaan pembangunan trem di Kota Bogor. Proyek ini diperkirakan membutuhkan dana Rp1,7 triliun. Tentu, tidak mudah bagi Kota Bogor yang memiliki APBD sekitar Rp3 triliun untuk membangun trem dengan nominal tersebut. Namun satu hal yang pasti yakni berdasarkan kajian Colas Rail, trem layak diimplementasikan di Kota Bogor.
Rencananya, koridor trem di Kota Bogor yang pertama akan dibangun sekitar sejauh 7,1 kilometer, mulai dari kawasan Baranangsiang, Jalan Otista, Jalan Ir. H. Juanda, Jalan Kapten Muslihat, Alun-alun Bogor atau Taman Ade Irma Suryani, Sawojajar, kembali lagi ke Sempur dan berakhir di Baranangsiang.
Di negara – negara Eropa, trem sudah dijadikan transportasi andalan. Seperti di Turkiye dan Polandia.
Kota – kota di Turkiye yang punya trem antara lain, Ankara, Istanbul, Konya, Izmir, Antalya, Eskisehir, Samsun dan lainnya.
Saya pernah mencoba trem di kota – kota tersebut. Namun yang paling sering yakni saat saya kuliah di Selcuk Universitesi, Kota Konya Turkiye pada tahun 2012 – 2016. Saya selalu naik trem untuk berangkat kuliah karena biayanya yang murah. Bahkan sempat gratis karena status saya sebagai mahasiswa luar negeri. Ini merupakan kebijakan Pemerintah Kota Konya pada saat itu. Jalur trem Konya juga masuk ke dalam kampus sehingga memudahkan para mahasiswa.
Turkiye dan Polandia menurut saya bisa dijadikan referensi pembangunan trem di Kota Bogor.
Kota Konya Turkiye yang tak jauh dari ibu kota Ankara, mulai mempunyai trem pada tahun 1992. Saat itu Pemerintah Kota Konya memakai trem bekas yang pernah dipakai di Jerman pada 1940 -1970. Trem melayani rute stasiun Alaadin (di pusat kota) hingga Kampus Selcuk Universitesi yang memiliki jarak 36,7 km dengan pemberhentian sebanyak 33.
Konya Tramvay/ Pusula haber
Sejak 2014, Konya sudah mempunyai trem baru produksi Skoda. Trem di Konya juga sudah membuka koridor baru yang melayani rute Alaadin – Adliye (Pengadilan) sejauh 4,4 kilometer dan memiliki pemberhentian (durak –Bahasa Turkiye) sebanyak 9.
Menurut saya Kota Bogor bisa disebut mirip dengan Olsztyn di Polandia dan Konya di Turkiye, kalau dilihat dari letak geografisnya yang tidak jauh dari ibu kota.
Olsztyn merupakan kota yang terletak di Provinsi Warmia – Mazury sekitar 200 kilo meter dari ibu kota Polandia, Warsawa. Pada tahun 2014, saya pernah tinggal selama 5 bulan di Olsztyn saat menjalani pertukaran mahasiswa di kampus Uniwersytet Warminsko – Mazurski w Olsztynie.
Untuk diketahui, Olsztyn memulai proyek pembangunan trem pada tahun 2012 jauh lebih lambat dari Konya. Setelah itu pada Desember 2015 trem Olsztyn mulai melayani publik. Rangkaian trem terdiri dari 3 gerbong yang memiliki kapasitas 243 orang. Trem diproduksi oleh Solaris Bus and Coach perusahaan Polandia. Kemudian Olsztyn mendatangkan trem dari perusahaan Turkiye yakni Durmazlar pada tahun 2020 – 2022.
Olsztyn mempunyai luas 88,33 km² dengan jumlah penduduk pada 2022 sebanyak 176.463 jiwa.
Sementara Kota Bogor memiliki luas tak jauh berbeda dengan Olsztyn yakni sekitar 111,39 km² namun dengan jumlah penduduk 6 kali lipat yakni 1.114.018 jiwa.
Transportasi berbasis rel di Kota Bogor sejalan dengan program pemerintah pusat yang membangun LRT. Pemkot Bogor berharap pemerintah pusat bisa segera melanjutkan pembangunan LRT sampai di Baranangsiang agar nantinya bisa tersambung dengan trem.
Demikian gambaran trem di kedua negara tersebut yang menurut saya bisa dijadikan contoh pembangunan trem di Kota Bogor. []