BOGOR-KITA.com, RUMPIN – Jalan Janala, Tegalega di Kecamatan Rumpin belum selesai pembangunannya, namun sudah retak. Saat terakhir dicek ke lokasi sudah diperbaiki dengan cara ditambal. Namun demikian, tetap menjadi pertanyaan, mengapa jalan tersebut cepat rusak?
“Ini sekarang jadi perhatian kami,” kata Ketua Umum AGJT (Aliansi Gerakan Jalan Tambang), Junaedi Adi Putra, Rabu (14/10/2020).
Junaedi menuturkan, sebelum diperbaiki, jalan tersebut rusak di dua titik. Lokasinya persis di depan Kantor Desa Cipinang dan tanjakan Kampung Gunung Cabe.
Pihaknya mengetahui kerusakan tersebut dari laporan masyarakat yang mengerluhkan jalan tersebut, kok belum selesai sudah rusak.
“Saat kami cek memang sudah ditambal (diperbaiki). Namun, tetap menjadi perhatian, mengapa cepat rusak? Apakah karena materialnya tidak sesuai RAB. Kami akan dalami,” kata Junaedi.
Selain itu, Junaedi mempertanyakan daya tahan jalan trsebut karena tidak ada draenase tadi di kiri dan kanan jalan.
“Tidak adanya draenase bisa berakibat jalan akan cepat rusak karena terkikis air,” kata Junaedi.
Junaedi menegaskan, pihaknya akan terus melakukan fungsi kontrol sosial atas berbagai pekerjaan proyek tender di sejumlah tempat, terutama di wilayah kecamatan yang dilintasi angkutan tambang. “Bila ditemukan ketidaksesuaian, kami masyarakat akan melaporkan kepada inspektorat dan lembaga yang kompeten di bidangnya,” cetusnya.
Mewakili masyarakat di wilayah area tambang, lanjut Junaedi, AGJT merekomendasikan kepada Pemkab Bogor cq. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dan UPT Jalan Jembatan Wilayah V Leuwiliang serta para kontraktor pemenang tender, untuk dapat memberikan keterbukaan informasi publik atas pelaksanaan pekerjaan dan selalu melibatkan masyarakat dalam tiap rencana dan kebutuhan pembangunan infrastruktur.
“Jalankan pembangunan secara profesional dan sesuai dengan RAB, agar manfaat pembangunan bisa dirasakan masyarakat,” tandasnya. [] Fahry