Profil

Kades Ciseeng, Kades Ngopi Pinggir Empang

BOGOR-KITA.COM, CISEENG – Sosoknya bersahaja. Sikapnya ramah dan bijak dalam menyikapi ragam permasalahan. Ia dinilai banyak pihak sebagai figur pemimpin yang layak.

Namun, siapa sangka pria satu ini justru memiliki hobi ngopi di pinggir empang. Ya, #ngopipinggirempang, sebuah kebiasaan yang kemudian menjadi salah satu identitas Rahmat Bukhari Muslim, akrab disapa RBM,  Kepala Desa Ciseeng, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor.

Rahmat Bukhari Muslim dilantik medio Desember 2019 lalu itu memang sudah jauh hari dikenal warga Ciseeng sebagai sosok kharismatik. Peci, kacamata dan janggut menjadi khasnya dalam berpakaian sehari-hari.

Lalu mengapa ngopi di pinggir empang?

“Ngopi di pinggir empang memang memiliki sensasi tersendiri. Banyak hal yang dapat diperoleh di sana. Bukan saja solusi, tapi ide-ide cemerlang. Jadi semacam filosofi hidup saya pribadi. Setiap orang kan memang punya caranya sendiri dalam mengatasi berbagai persoalan yang datang silih berganti dalam kehidupan,” ucapnya saat ditemui BOGOR-KITA.COM, diruang kerjanya, di Ciseeng, Selasa (7/1/2020) .

Baca juga  Dompet Dhuafa Gulirkan Program Ceruk Ilmu, Pupuk Semangat Siswa di NTT

Diceritakan RBM, perjalanan karirnya dalam meraih kursi Kepala Desa Ciseeng, sejatinya merupakan amanah warga, khususnya mereka yang terbiasa ikut nimbrung “ngopi pinggir empang.”

“Warga menilai , sosok saya dianggap pas sebagai pemimpin desa yang memang butuh figur muda, enerjik dan tentu saja pengayom. Dan itu, menurut penilaian warga, ada pada diri saya,” kata RBM.

Sebetulnya, imbuhnya, kalau mau cerita, jadi salah satu bakal calon kades sebelumnya karena ada dorongan dari warga.

“Saya sendiri tak begitu bercita-cita, apalagi saya baru enam bulan menjadi warga Ciseeng. Sebelumnya saya ditinggal di Desa Babakan, tetangga Desa Ciseeng. Saya sendiri memiliki background sebetulnya sebagai entrepreuneur. Pernah menjadi salah satu pimpinan di salah satu rumah makan, mengelola pondok pesantren dan pernah juga menjajaki usaha media online,” paparnya.

Baca juga  Bima Arya Sugiarto, Menggaungkan Bahasa Perubahan Sampai 2019

Namun begitu, bagi RBM, duduk dalam pemerintahan desa bukan hal yang baru. Pasalnya, beberapa tahun ke belakang dirinya pernah duduk sebagai Kepala Urusan Pemerintahan Desa Babakan, Kecamatan Ciseeng. “Kebetulan saat itu, kepala desanya adalah almarhum kakak saya. Jadi sebetulnya campur aduk perasaan saat tahu terpilih,” paparnya.

Lebih lanjut, RBM bercerita, meski mendapat banyak dukungan, namun awal perjalanannya memimpin Desa Ciseeng tak mudah. Ragam permasalahan pun langsung dia hadapi. Mulai dari konflik internal hingga eksternal. Meski begitu, RBM punya solusi sendiri. Solusi yang kerap datang dari kebiasaannya ngopi pinggir empang.

“Banyak hal yang harus saya benahi. Tak elok jika dibicarakan ke publik. Biar itu menjadi salah satu pembelajaran yang harus saya hadapi sebagai seorang pemimpin. Tapi yang jelas, sebagai sebuah pembelajaran, seperti banyak murid sekolah, tentunya saya punya cara juga untuk menyelesaikannya. Meski kadang memang langkah itu pada awalnya tak mudah diterima warga karena memang harus banyak perombakan demi kemajuan dan kemaslahatan warga Desa Ciseeng,” tegas RBM. [] Fauzan

Baca juga  Kartini dari Rumpin, 9 Tahun Mengajar di Kelas Terpencil di Atas Gunung
1 Comment

1 Comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top