Kab. Bogor

Inovatif! Mahasiswa KKN TIM II UNDIP 2021/2022 Sukses Menyulap Sisa Ampas Kopi Menjadi Pupuk Organik Cair

BOGOR-KITA.com, CIOMAS– Warga Desa Ciomas, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor memiliki kegemaran dalam mengonsumsi kopi. Berbagai jenis kopi mereka konsumsi setiap hari, salah satunya yaitu kopi hitam. Setiap gelas kopi hitam yang dikonsumsi akan menghasilkan sisa berupa ampas kopi yang mengendap di dasar gelas. Namun, sisa ampas kopi tersebut belum termanfaatkan dengan baik dan hanya dibuang begitu saja oleh masyarakat. Padahal, sisa ampas kopi tersebut masih bisa diolah kembali menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.

Ampas kopi diketahui masih mengandung sejumlah unsur hara seperti nitrogen, fosfor, dan kalium. Oleh karena itu, Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro TIM II 2021/2022 menghadirkan sebuah inovasi untuk mengolah ampas kopi menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat yaitu pupuk organik cair. Pupuk organik cair adalah pupuk yang berwujud cair yang dibuat secara alami melalui proses fermentasi berbagai bahan organik. Ampas kopi merupakan salah satu bahan organik yang bisa diolah menjadi pupuk organik cair. Selain itu, kandungan unsur hara di dalam ampas kopi juga akan sangat bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. Pupuk organik cair dari ampas kopi memiliki beberapa keunggulan yaitu ramah lingkungan, mudah diaplikasikan, mudah diserap tanaman, dan biayanya lebih rendah dari pada pupuk kimia.

Baca juga  Wujudkan Persuratan Berbasis Digital, Pemkab Bogor Lakukan Uji Coba Aplikasi SRIKANDI

Mahasiswa KKN UNDIP TIM II 2022 melakukan sosialisasi dan memberikan informasi tentang ampas kopi yang dapat dioleh menjadi pupuk organik cair kepada warga RT 05 RW 07 Desa Ciomas, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. Kegiatan ini dimulai dengan simulasi pembuatan pupuk organik cair dari ampas kopi. Selanjutnya, hasil pupuk organik cair yang sudah dibuat kemudian dipamerkan dan diaplikasikan langsung ke tanaman milik warga. Pembuatan pupuk organik cair diawali dengan mencampurkan 20 gram ampas kopi dengan 500 ml air cucian beras, setengah botol minuman probiotik atau sejumput ragi, dan satu sendok makan gula pasir. Selanjutnya, campuran tersebut difermentasi selama 1 minggu. Setelah difermentasi, pupuk organik cair dapat dikocorkan ke tanaman dengan cara mencampurkannya ke dalam air dengan perbandingan 1:10.

Baca juga  Apa Kabar Wacana Pembangunan Terminal Parung? Ini Kata Anggota DPRD

Warga setempat nampak antusias dengan kegiatan sosialisasi tersebut karena sangat bermanfaat dalam menambah informasi dan pengetahuan mereka tentang pemanfaatan ampas kopi yang selama ini terbuang percuma. Warga yang memiliki tanaman di pekarangan rumahnya pun merasa terbantu dengan kegiatan ini karena mereka dapat membuat pupuk secara mandiri dan beralih dari pupuk kimia yang harganya lebih mahal serta tidak ramah lingkungan. Warga berharap kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan kembali di waktu yang akan datang dengan menghadirkan inovasi-inovasi baru lainnya yang bermanfaat. []

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top