BOGOR-KITA.com, KARAWANG – Penemuan ikan terdampar dalam kondisi mati, yang sebelumnya dikabarkan ikan lumba-lumba di pantai Tangkolak, Desa Sukakerta, Kecamatan Cilamaya Wetan, Karawang, ternyata ikan jenis Pesut. Ikan itu diduga mati karea tercemar limbah minyak Pertamina pasca kebocoran sumur YYA-1milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE-ONWJ), beberapa waktu lalu.
Koordinator Koalisi Masyarakat Sipil Karawang (KMSK), Yuda Febrian Silitonga mengatakan, saat pertemuan dengan PHE-ONWJ di Karawang, Ia sempat mempertanyakan terkait apa yang sebenarnya yang tengah terjadi di Perairan Karawang, sehingga banyak biota laut yang mati.
“Kami sempat mempertanyakan kasus kematian biota laut di pesisir Karawang,” kata Yuda.
Yuda melanjutkan, sebelum penemuan ikan pesut mati di wilayah pesisir Tangkolak, ceceran minyak kembali muncul di permukaan laut pantai Sedari, Cibuaya, dan pada bulan Juli dan Agustus 2019, ditemukan ikan Lumba-lumba hidung botol yang juga mati di dua tempat yang berbeda.
“Pada bulan Juli ditemukan lumba-lumba mati di pantai Pelangi dan pada bulan Agustus 2019 juga ditemukan lumba-lumba mati di muara Betok. Telah diambil samplenya oleh Kemeterian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk diteliti penyebab kematian lumba-lumba tersebut, tapi sampai saat ini belum ada publikasi hasilnya,” jelasnya.
Ikan pesut yang ditemukan mati sekitar 1,2 meter dengan berat sekitar 30 kg. Posisi temuan berjarak 500 meter dari pemukiman, sedangkan jarak dari aktifitas perahu nelayan sekitar 2 km. Lokasi ditemukannya satwa tersebut jarang digunakan untuk aktifitas nelayan, tetapi merupakan areal penanaman mangrove.
“Harapan kami hasil identifikasi diumumkan ke masyarakat luas agar tidak ada tanda tanya lagi di tengah masyarakat pesisir. Dan jika memang benar hal tersebut adalah dampak tumpahan minyak, tinggal sampaikan saja agar menjadi pembelajaran bersama,” pungkasnya. [] Nandang