Kota Bogor

ICBB ke-9 Digelar di Kota Bogor, Bahas Pengetahuan Teknologi Biomassa dan Bioenergi

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi, Institut Pertanian Bogor berkolaborasi dengan International Society of Biomass and Bioenergy (ISBB) serta didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menggelar International Conference on Biomass and Bioenergy (ICBB) ke-9 di IPB International Convention Center (IICC) Botani, Kecamatan Bogor Tengah pada Senin, (5/8/2024).

Konferensi yang mengusung tema “AI Innovation and Global Collaboration for Bioenergy in the Decarbonization Era” ini bertujuan untuk mempromosikan SAWIT BAIK ke kancah internasional dan diseminasi perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi di bidang biomassa dan bioenergi guna mendukung dekarbonisasi.

Wakil Rektor iPB University Bidang Riset, Inovasi dan Pengembangan Agromaritim, Prof. Dr. Ernan Rustiadi, menyatakan bahwa sejak adanya direktorat jenderal bioenergi di Kementerian ESDM, banyak kemajuan dalam kebijakan terkait bioenergi.

Baca juga  Pemkot Bogor Bantu PKL Dapat KUR

“Di perguruan tinggi, inovasi dan riset terus dikembangkan, salah satunya di SBRC. Banyak riset yang dihasilkan tentang energi baru terbarukan, bio material, dan lainnya,” ujar Prof Ernan.

Ia juga menambahkan bahwa kelapa sawit, yang sekarang menjadi sistem pertanian monokultur terluas di Indonesia, memiliki potensi lebih dari sekadar minyaknya.

“Pemanfaatan produk kelapa sawit bisa mencakup kain, baju anti peluru, helm, dan lainnya,” jelasnya.

Sementara, Kepala Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi (SBRC), Dr. Ir. Meika Syahbana Rusli, menambahkan bahwa bioenergi tidak hanya berasal dari kelapa sawit tetapi juga dari limbah pertanian seperti jerami dan ranting kayu, serta bio gas.

“Kami juga meneliti produksi bioafur untuk bahan bakar pesawat. Bioenergi ini berasal dari ketersediaan bahan baku yang kemudian diproses menjadi produk seperti biochip untuk cofiring dan biodiesel,” jelas Meika.

Baca juga  Gelar BIA 2024, Bapperida Kota Bogor Dorong Pembangunan Ekosistem Inovasi Kreasi

Ditempat yang sama, Direktur Aneka EBT, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Andriah Feby Misna, mengungkapkan bahwa bioenergi, khususnya biodiesel, mendapat insentif dari BPDPKS.

“Harga energi terbarukan memang lebih mahal daripada energi fosil, tetapi manfaat lingkungannya jauh lebih baik. Insentif diperlukan untuk mendorong pengembangan energi terbarukan,” ujarnya.

Ia berharap bahwa ICBB ke-9 dapat menjadi forum diskusi antar pemangku kepentingan dan peneliti untuk mengembangkan inovasi bioenergi dalam mendukung transisi menuju zero emission.

“Tentunya untuk bisa mengembangkan inovasi-inovasi kedepan dalam penggunaan bio masa maupun bio energi, dalam mendukung upaya transisi bio energi menutu zero emision,” ujarnya.

Kepala Divisi Program Pelayanan BPDPKS, Arfie Thahar, menuturkan bahwa BPDPKS mendanai riset-riset yang mendukung hilirisasi produk kelapa sawit.

Baca juga  Polisi Tangkap 8 Pelaku Tawuran di Jalan Soleh Iskandar

“Kami mendanai riset yang bertujuan meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan mempengaruhi harga di pasar internasional,” jelasnya.

Arfie juga menyebutkan bahwa BPDPKS mengalokasikan anggaran sekitar Rp150 miliar per tahun untuk riset, dengan rata-rata pendanaan sekitar 50 hingga 60 penelitian baru setiap tahunnya.

“Setiap tahun BPDPKS membuka proposal grand riset sawit, setiap tahun kami mendanai sekitar 50 sampai 60 penelitian baru. Kami juga tetap mendanai penelitian yang sedang berjalan, karena penelitian kami itu sifatnya tahun jamak. Jadi berselang satu sampai tiga tahun. Kalau dirata-rata kami mendanai setiap tahun sekitar 100 penelitian,” pungkasnya. [] Ricky

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top