BOGOR-KITA.com – Persepsi kurang baik terkait maraknya bisnis esek-esek hingga kawin kontrak, yang melekat di kawasan wisata Puncak, Bogor, Jawa Barat, mulai terkikis.
Hal ini terkait dengan munculnya sejumkah hotel yang mengatasnamakan hotel syariah.
Managemen hotel syariah ini tidak asal terima tamu, melainkan dibuat kriteria agar tamu yang masuk atau tamu yang datang bukan pasangan mesum melainkan tamu yang membawa keluarga atau pasangan yang syah.
Namun begitu, Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRl) Kabupaten Bogor, Budi sulistyo mengingatkan, belum sepenuhnya memastikan tentang praktik hotel syariah itu. Karena, kalau mau hotel syariah, maka praktiknya bukan hanya tamu tapi termasuk managementnya juga harus syariah, termasuk pembagian keuangannya.
“Takutnya nanti salah, gembar-gembornya syariah tapi bukan, jadi memang harus dipastikan dulu,” katanya, Rabu (27/2/2019).
Praktisi pariwisata Dedi Maulana mengemukakan hal senada. Dalam praktiknya hotel tidak hanya mengatur tamu saja, tapi pengelolaan managemet juga harus berdasarkan syariah.
“Jadi memang harus dipastikan dulu tentang tamu dan pengelolaannya, bukan hanya asal menyebut saja,” tandasnya. [] Admin/Pkr