BOGOR-KITA.com – Aktifitas sejumlah alat berat di pinggir Sungai Cileungsi bikin warga Kampung Kebon Kopi, Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, deg-degan.
Selain khawatir terjadi banjir akibat erosi, warga juga takut terjadi bencana longsor akibat galian tersebut.
Salah seorang warga Kebon Kopi, SN, mengatakan, warga sudah beberapa kali memperingatkan agar pemilik alat berat tidak melakukan aktivitas pengerukan bahan matrial di sungai itu.
“Tapi tidak digubris. Jika terus menerus dikeruk, sisi sungai, khususnya sisi sungai yang berada di lingkungan Kampung Kebon Kopi akan terkikis, dan akan menyebabkan longsor. Akibatnya air meluap dan menyebabkan banjir,” ujarnya.
Kepala Desa Bantarjati, H. Saprudin PWN membenarkan keresahan warganya. “Warga Kebon Kopi telah menyetop alat berat eksavator milik Pengusaha H A dan sekarang ini sedang dalam tindak lanjut tentang adanya aksi warga semalam,” terang Kades.
Ia juga mengaku sudah beberapa kali menegur pihak pengusaha tersebut secara lisan atau pun tertulis. “Namun sampai sekarang tidak ada tanggapan. Aksi warga tidak membuat jera pengusaha itu,” paparnya.
Pihak desa juga sudah berkomunikasi dengan pihak Kecamatan Klapanunggal dan DLH baik secara mauoun surat resmi dengan harapan pihak kecamatan menindak tegas aktivitas alat berat di sungai tersebut.
“Kita lihat saja reaksi kecamatan,” kata Saprudin.
tambang galian ilegal masih marak pada sejumlah daerah di Kabupaten Bogor meski Satpol PP telah beberapa kali melakukan razia. Salah satu yang paling parah saat ini adalah Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor.
Masyarakat mengharapkan agar Kapolri dan Menteri Lingkungan Hidup segera turun untuk melakukan penertiban sehingga kerusakan lingkungan tidak makin meluas.
“Galian ilegal itu harus segera ditutup karena merusak lingkungan. Saya berharap Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Menteri Lingkungan Hidup menurunkan tim dari Mabes Polri untuk mengusut siapa saja yang terlibat di galian itu,” kata Gaok salah seorang warga Cileungsi. [] Admin/Pkr