Nasional

FEM IPB University Launching Dual Master Degree Program dengan WSU Australia

BOGOR-KITA.com, BOGOR – ESL Summer Course 2021 oleh Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan (ESL) Fakultas Eknonomi dan Manajemen (FEM) IPB University resmi digelar Senin (9/8/2021). Summer course tahun ini mengambil tema “Reducing Carbon Footprints: Lesson Learned for Post COVID-19 World” dan diadakan mulai 9 hingga 27 Agutus 2021. Ada 232 peserta dari 13 negara yang mengikuti summer course ini.

Kegiatan ini juga menjadi ajang peluncuran dual master degree program antara IPB University dan Western Sydney University (WSU) Australia.

“Kini kita telah menjadi saksi mata atas dimulainya kolaborasi IPB University dan WSU yang bertujuan untuk pendidikan, penelitan dan keterikatan antara komunitas. Double degree joint program ini diselenggarakan demi mengembangkan target FEM dalam meningkatkan kemitraan penelitian secara global,” ungkap Prof Nunung Nuryartono, Dekan FEM IPB University.

Baca juga  NU Kota Bogor Dorong Nahdliyin Bikin KartaNU

Prof Arif Satria, Rektor IPB University menyambut baik kerjasama antara IPB University dan WSU yang telah dibangun sejak tahun 2016. Selain itu kerjasama tersebut juga dapat mempererat hubungan antara Australia dan Indonesia.

“Saya yakin bahwa kekuatan dari dua master program akan saling melengkapi and relevansi dari program tersebut dapat mengatasi tantangan pembangunan Indonesia. Selain itu kita dapat mengetahui hubungan antar universitas secara lebih baik lagi serta membuka kesempatan kolaborasi di masa depan pada bidang dan aktivitas yang berbeda,” sebutnya.

Kegiatan ini juga menghadirkan Prof Aris Junaidi, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Diektorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi  (Kemendikbudristek) sebagai keynote speaker. Dalam paparannya, Prof Aris mengatakan bahwa ekosistem kampus yang nyaman dan aman mampu menjawab tantangan emisi karbon dunia.

Baca juga  Selain Dikebiri, Indentitas Pelaku Diumumkan di Media

Lingkungan kampus yang baik menurutnya menjadi kunci bagi para siswa didik untuk meningkatkan kemampuannya sesuai kebutuhan di abad 21. “Merdeka Belajar Kampus Merdeka dapat menjadi sarana bagi mahasiswa untuk mengupgrade kemampuan dan menjadi pemimpin dalam menjawab isu lingkungan global, ” ungkapnya.

Prof Barney Glover, Vice-Chancellor dan President of Western Sydney University, Australia turut menyampaikan bahwa pendidikan tinggi menjadi inti untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam negeri dan global.  Berbagai skill dan determinasi yang tinggi dalam memberikan perubahan positif di masyarakat merupakan kriteria mahasiswa yang dicari saat ini.

Menurut Prof Barney, munculnya online learning di era pandemi juga memberikan suasana baru dalam hal pembelajaran dan mengakselerasi digital framework. Intinya, seluruh penduduk dunia harus menyesuaikan diri karena keadaannya saat ini tidak sama dengan sebelum era pandemi.

Baca juga  10 Peneliti IPB Lolos Pendanaan Penelitian Program Desentralisasi di Perguruan Tinggi Tahun 2022

“Kita perlu fokus untuk berinvestasi pada teknologi tinggi terkait permasalahan yang ada. Kita juga perlu mengembangkan strategi investasi lebih jauh untuk teknologi lanjutan, khususnya teknologi hijau dalam membangun kembali basis teknologi dalam menghadapi tantangan global. Kita sendiri menyadari bahwa hal tersebut penting karena terdapat keterkaitan antara pandemi dan berbagai isu lingkungan. Perguruan tinggi memiliki peran penting atas kedinamisannya,” jelasnya.

Prof Jomo Kwame Sundaram, mantan Asisten Sekretaris Jenderal  Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Adjunct Profesor di Universitas Islam Internasional, Malaysia juga turut menyampaikan terkait strategi pembangunan berkelanjutan khususnya terkait energi terbarukan di era pandemi. [] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top