BOGOR-KITA.com – Enaknya punya gubernur seperti Ridwan Kamil. Betapa tidak. Mantan Walikota Bandung lulusan ITB ini bukan hanya jeli melihat persoalan yang dihadapi masyarakat, tetapi juga piawai menggagas konsep terobosan sebagai solusi.
Salah satunya terkait lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dikatakannya merupakan penyumbang terbesar penganggguran di Jawa Barat.
Konsep terobosan yang digagas Ridwan Kamil adalah teaching faktory, di mana antara pemerintah dan perusahaan penyedia lapangan kerja bekerjasama merumuskan kurikulum sehingga begitu lulus, siswa SMK langsung bisa bekerja, karena sudah mendapat semacam pelatihan atau pengenalan medan kerja yang dihadapi. Masih banyak terobosan yang sudah dibuat Ridwan Kamil.
Mulai Kamis (14/2/2019) Ridwan Kamil membuat program terobososan baru lagi. Namanya TEPAS atau Temu Pemimpin Untuk Aspirasi Masyarakat. Dengan TEPAS, Ridwan Kamil mengundang dan membuka forum diskusi bersama beberapa perwakilan masyarakat Jawa Barat. Melalui program ini Ridwan Kamil tampaknya ingin lebih tajam lagi mendeteksi persoalan-persoalan yang hidup dan berkembang di tengah masayarakat Jabar.
Secara konsepsional, melalui TEPAS Ridwan Kamil bermaksud mengetahui dan menyelesaikan secara langsung persoalan yang dikeluhkan masyarakat.
TEPAS pertama digelar di Gedung Negara Pakuan Bandung, yang juga merupakan Rumah Dinas Gubernur Jawa Barat. Dalam TEPAS perdana itu, warga banyak menyampaikan persoalan yang terkait dengan bencana.
Salah satu warga yang hadir, Wawan Gunawan, warga Rancekek Permai II, Kabupaten Bandung, menyampaikan kondisi korban bencana angin puting beliung awal tahun lalu.
“Kemarin saya jadi satu korban puting beliung. Saat itu, tim Jabar Quick Response (JQR) yang pertama kali beri bantuan bersama TNI dan Polri. Bapak juga sempat hadir,” ujar Wawan.
Wawan juga menyampaikan, warga di kompleknya sekarang tengah berjibaku dengan banjir. Ia pun meminta Ridwan Kamil untuk membantu perbaikan rumah warga.
Pada pertemuan perdana itu, kata Emil, keluhan warga yang disampaikan kepada dia adalah soal perbaikan tempat tinggal yang rusak akibat bencana.
Gubernur Emil pun tidak bertele-tele. “Rata-rata minta rumahnya diperbaiki lagi. Dana ada, maka saya bilang, tolong diperbaiki secara prosedur, jangan diperlama karena anggaran tak terduga ini sudah kita anggarkan dan cukup besar, intinya semua di-follow-up,” ungkap Emil. [] Admin/Humas Pemdaprov Jabar