Pendidikan

Dosen IPB Monitoring Silvo Fisheries Kepiting Bakau di Gresik

BOGOR-KITA.com, GRESIK – IPB University sebagai salah satu Lembaga Pendidikan yang memiliki inovasi terbanyak di Indonesia telah mensosialisasikan hasil inovasi berupa pakan kepiting sebagai bagian dari kegiatan pengembangan silvo fisheries kepiting bakau di masyarakat Pangkah Wetan, Kecamatan Ujung Pangkah, Gresik, Jawa Timur yang dilaksanakan pada 24-25 Mei 2025.

Kegiatan tersebut dikemas dalam program Dosen Pulang Kampung IPB. Pada kegiatan tersebut dibangun tambak kepiting (silvo fisheries) berukuran sekitar 40 x 30 m2 yang diberikan juga bibit kepitingnya  sebanyak 112 ekor (dengan ukuran rata-rata 124 gram per ekor).

Kegiatan monitoring terhadap perkembangan kegiatan silvo fisheries tersebut dilakukan pada 4-5 Juli 2025.

Pada kegiatan monitoring itu dilakukan pertemuan antara tim dosen dan kelompok masyarakat pengawas Muara Tangguh pada tanggal 4 Juli 2025 pk 19.30, yang dilaksanakan di kantor HNSI di Desa Pangkah Wetan, Ujung Pangkah, Gresik.

Baca juga  3 Perguruan Tinggi Indonesia Terbaik di Bidang Biologi versi QS WUR, IPB University Nomor 1

Tim dosen saat ini terdiri atas Prof. Sulistiono, Dr. Shofy Mubarak, sedangkan mahasiswa yang terlibat terdiri atas 2 orang yaitu M Ramadhan dan Daka Naufal Hakim. Dalam pertemuan tersebut disampaikan beberapa hal terkait permasalahan, diantaranya beberapa kepiting yang lolos (keluar pagar), sehingga diperlukan pembatas berupa karet (talang) atau yang biasa dinamakan bonet.

Pada 5 Juli 2025, kelompok melakukan kegiatan pemasangan bonet pada kolam kepiting bakau.

Sampai saat ini perkembangan perikanan kepiting bakau (Scylla spp) cukup ramai di berbagai wilayah di Indonesia.  Namun sayangnya, hasil produksi kepiting bakau masih bersumber dari hasil tangkapan di alam.

Oleh sebab itu, ke depan penting sekali dilakukan upaya pembudidayaannya. Salah satu jenis pembudidayaan yang ramah lingkungan, karena sangat sedikit menebang pohon mangrove adalah kegiatan budidaya dengan memanfaatkan tambak yang juga ada pohon mangrovenya atau biasa dinamakan Silvo fisheries.

Baca juga  IPB University Luncurkan Pusat Riset Unggulan untuk Dukung Program Makan Bergizi Gratis

Upaya kegiatan silvo fisheries ini terbagi menjadi beberapa macam, tergantung dari jenis komoditasnya. Ada silvo fisheries udang (vaname, windu), ikan (bandeng) dan kepiting bakau. Pada kegiatan ini, Sulistiono dan tim membangun tambak silvo fisheries dengan komoditasnya berupa kepiting bakau.

Pada kesempatan ini, Prof. Sulistiono menyampaikan pentingnya pemeliharaan kepiting bakau di tambak silvofishery, yang dapat dianggap sebagai tabungan, karena jika nanti dipanen, dapat menghasilkan uang yang cukup lumayan.

Desa Pangkah Wetan, Ujung Pangkah, Gresik, menjadi salah satu desa yang dapat dikembangkan perikanan kepitingnya melalui kegiatan pengembangan silvo fisheries kepiting bakau, pada program Dosen Pulang Kampung ini.

Pada kegiatan monitoring ini, sejumlah kepiting yang telah dilepaskan ke tambak silvo fisheries pada bulan Mei lalu, ditangkap dan diukur bobotnya.  Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui pertumbuhan hewan tersebut yang sudah kurang lebih 1.5 bulan .  Dari hasil pengamatan tersebut, diketahui kepiting bakau telah tumbuh dengan cukup baik, meskipun belum semuanya dapat tertangkap.

Baca juga  Dosen IPB Dorong UMKM di Kecamatan Talang Padang ajukan Sertifikasi Halal

Dalam kesempatan tersebut Prof Sulistiono juga menyampaikan pesan agar kepiting tetap diberikan makan campuran, antara pakan pellet (dari IPB) dan ikan rucah, agar pertumbuhan bisa lebih baik lagi. [] Thom

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top