Kab. Bogor

Diskusi Daring IPB: Solusi Shock Ekonomi Akibat Pandemi Covid-19

BOGOR-KITA.com, DRAMAGA – Pandemi COVID-19 sangat besar pengaruhnya dalam aspek ekonomi baik skala makro maupun mikro. Hal ini berpotensi melemahkan individu, masyarakat bahkan negara akibat stres ekonomi. Hal ini mendorong Direktorat Publikasi Ilmiah dan Informasi Strategis (DPIS) IPB University menyelenggarakan The 12th Strategic Talk dengan tema “Waspada Shock Ekonomi dalam Periode Pandemi COVID-19,” Selasa (12/5/2020).

Strategic Talk ini dimoderatori oleh Dr Tony Irawan, SE, MEcApp, dosen IPB University dari Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen dan menghadirkan dua narasumber yaitu Dr Ahmad Tauhid, Direktur Eksekutif INDEF, Prof Dr Ir Nunung Nuryartono, MSi, dosen IPB University yang juga Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM).

Baca juga  TBM Lentera Pustaka dan Tunas Cendekia Kampanyekan Anti Penipuan di Media Sosial

“Pencegahan resesi dapat dilakukan dengan mendorong konsumsi rumah tangga, meningkatkan kegiatan investasi baik bangunan, mesin serta peralatan, insentif perpajakan maupun restrukturisasi keuangan diprioritaskan pada sektor-sektor yang paling terdampak, memberikan perhatian realokasi belanja, bantuan sosial dan insentif pada daerah-daerah yang terdampak paling besar,” ungkap Ahmad Tauhid dalam ruilis dari IPB University kepada BOGOR-KITA.com.

Ahmad Tauhid melanjutkan, mengenai rekomendasi untuk mencegah resesi yaitu melakukan realokasi anggaran stimulus, mempercepat proses beragam program, memperkuat aksi kesehatan dengan penyelenggaraan test covid massal hingga pembuatan vaksin COVID-19, mempercepat dan menambah bantuan sosial agar jumlahnya memadai, dan melakukan penguatan program pemulihan ekonomi dengan fokus pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) maupun sektor-sektor yang terdampak paling besar.

Baca juga  Potensi Alumni IPB University Didorong untuk Tingkatkan Kualitas Layanan Kemanusiaan

“Penyebaran aktivitas pembangunan harus kita lakukan. Aktivitas ekonomi yang terpusat sebesar 56 persen di Indonesia dan selain itu tersebar di berbagai pulau, maka perlu disebar di wilayah-wilayah luar Jawa terutama wilayah yang belum terinfeksi virus,” paparnya.

Prof Nunung menyampaikan pesannya agar jangan sampai bank sebagai jantung ekonomi terdampak, karena jika sampai terdampak maka akan sangat  berbahaya.  “Sehingga kita betul-betul harus mendorong sektor perekonomian bergerak. Dengan adanya COVID-19, ini menjadi pelajaran bagi kita bagaimana keterhubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Sinergi antara pusat dan daerah pada kondisi seperti ini menjadi kesempatan terbaik untuk memperbaiki pola-pola yang tepat,” tambahnya.

Mengenai sektor potensial yang dapat dikembangkan di tengah pandemi COVID-19 ini, Prof Nunung menyebutkan sektor pertanian merupakan sektor paling potensial untuk dikembangkan.

Baca juga  Minggu Pertama Bulan September 2022 di Bogor, Harga Telur Ayam Ras Turun, Cabai Melonjak

“Sektor pertanian menjadi penyelamat berbagai krisis, adapun dalam menghasilkan produk-produk pertanian ini, mau tidak mau kita perlu teknologi. Ini salah satu hal yang bisa didorong. Apabila tidak dapat diatasi maka krisis akan semakin mendalam. Beberapa sektor yang potensial dikembangkan adalah seperti e-commerce yang sangat marak saat ini, ” jelasnya. [] Admin

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top