Pendidikan

Dies Natalis ke-59 IPB University, Rektor Ungkap Pentingnya Intensifikasi dan Pendampingan Petani

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Dalam Pidato Perayaan Dies Natalis IPB University ke-59 berjudul “Memperkuat Resiliensi Sistem Pangan Indonesia di Tengah Ancaman Krisis Global”, Kamis (1/9/2022), Rektor IPB University, Prof Arif Satria menyinggung upaya-upaya penting untuk meningkatkan resiliensi sistem pangan diantaranya melalui Intensifikasi dan Pendampingan Petani. Intensifikasi merupakan upaya peningkatan hasil pertanian dengan mengolah lahan yang ada, baik dengan penggunaan pupuk, pengairan, pemeliharaan, dan bibit unggul.

Berdasarkan langkah strategis intensifikasi tersebut, IPB telah meluncurkan varietas-varietas padi unggul diantaranya adalah IPB3S, 4S, IPB BATOLA 5R, 6R, IPB KAPUAS 7R, IPB 1R DADAHUP, IPB 2R BAKUMPAI, IPB 8G, IPB 9G.

“Upaya kita untuk melakukan intensifikasi dan pendampingan petani telah  terwujud seperti varietas IPB 3S yang telah tersebar di 26 provinsi,” ungkapnya. Disebutnya, padi IPB 3S bisa memproduksi hingga 7,8 ton/ha sedangkan IPB 9G bisa 6 ton/ha. Padahal dalam lokasi yang tidak terlalu subur, artinya pada lokasi-lokasi yang subur dan normal maka diharapkan varietas itu dapat meningkatkan produktivitas padi nasional.  “Tidak sekedar intensifikasi, oleh sebab itu dalam intensifikasi itu dibutuhkan pendampingan sehingga dapat memproduksi dengan cara yang tepat,” imbuh Rektor.

Baca juga  IPB University Satu-satunya Perguruan Tinggi Indonesia yang Masuk Ranking Dunia untuk Bidang Lingkungan

Rektor menyebut, resiliensi merupakan kapasitas suatu sistem untuk bertahan dan/atau beradaptasi dengan guncangan/distorsi dari waktu ke waktu agar tetap dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Berdasarkan adanya guncangan global, resiliensi pangan meliputi kemampuan untuk mengakses pangan serta kapasitas biofisik untuk dapat meningkatkan produksi.

Ia mengungkapkan, “Resiliensi adalah keniscayaan karena guncangan yang ada. Terutama guncangan pandemi COVID-19 membuat kita harus menjadi kampus yang resilien, yang mampu memetakan tipe-tipe perubahan,” ujarnya.  Dalam pemaparannya ini ia  menerangkan, terdapat 4 modal penting dan langkah yang  diperlukan untuk dapat menjadi kampus yang resilien  yaitu adaptability (adaptasi), cohesion (kemampuan menyelaraskan), diversity (keberagaman), dan efficiency (efisiensi). [] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top