Kota Bogor

Dedie A. Rachim Bicara ‘Quick Win’ untuk Urai Kemacetan

BOGOR-KITA.com – Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim mengatakan bahwa di masa pemerintahan Bima Arya – Dedie Rachim, dirinya menginginkan masyarakat bisa merasakan dampak dari pemerintah mereka pimpin.

Salah satu cara yang dia terapkan adalah quick win. Istilah tersebut dilontarkan oleh dirinya saat sedang diwawancarai oleh awak media terkait titik-titik kemacetan yang menjadi momok bagi warga Kota Bogor maupun pendatang.

Dalam waktu dekat, Dedie sudah merencakan perbaikan infrastruktur untuk mengurai simpul kemacetan yang ada di Kota Hujan, agar perpindahan masyarakat dari satu titik ke titik lain dapat berjalan lebih baik dan hal tersebut tentunya mampu membantu pemerintah dalam segala aspek.

Quick win pertama yang ingin direalisasikan oleh alumni KPK tersebut adalah pelebaran jalan yang mengarah ke Warung Jambu, lebih tepatnya adalah penggeseran separator jalan selebar dua meter yang membentuk jalanan menjadi bottle neck yang menyebabkan tersendatnya kendaran yang datang dari arah Yasmin, Cibuluh-Ciluer dan pintu toll BORR.

Baca juga  Dedie Rachim Apresiasi Lomba Pencak Silat Virtual

“Kami mengajukan secara bersurat, karena memang ini asetnya milik PUPR Pusat, kemudian kan ada PPK-nya yang baru ganti, jadi kita nunggu dulu prosesnya sedikit, kemudian komunikasi dilakukan, direspon dengan cepat, Alhamdulillah hari ini sudah dilakukan pembongkaran mudah-mudahan dua minggu kedepan proses penggeserannya selesai dan lalu lintas bisa lancar,” jelasnya, Rabu (8/5/2019).

Capaian selanjutnya yang diharapkan dapat direalisasikan adalah mengatasi kemacetan di pertigaan Gunung Batu – Pasir Kuda – tanjakan Sarijan. Dirinya sendiri mengaku sedang melakukan kajian rekayasa lalin agar sumber kemacetan yang bisa mengekor sepanjang tiga kilometer tersebut dapat diurai.

Yang terakhir, masyarakat Kota Bogor memang harus menunggu selama kurang lebih satu tahun untuk dapat merasakan dampaknya, dan untuk capaian ini memang merupakan masalah yang selama ini tidak dapat diselesaikan oleh Bima-Usmar dan menjadi PR bagi Bima-Dedie, yaitu jembatan Jalan Otista yang berbentuk bottle neck yang membuat tersumbatnya kendaraan yang mengarah dari Tugu Kujang yang merupakan simbol ikonik Kota Bogor.

Baca juga  Dedie A. Rachim: HMI Jangan eksklusif

Dedie menjelaskan bahwa saat ini Pemkot Bogor tinggal menunggu proses penganggaran dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang merupakan pemilik jalan tersebut, karena jalan Otista adalah jalan Provinsi.

“Insyaallah tahun depan 2020 Pemerintah Provinsi menganggarkan untuk pelebaran jembatan Otista, jadi prosesnya nanti kita kawal terus, paling tidak Januari atau Februari 2020 proses pengerjaan pelebaran jembatan Otista bisa dimulai,” tandasnya.

Sebagai orang yang sudah lama berkecimpung di  dunia hukum dan selalu berurusan dengan para tikus, Dedie terlihat optimis dengan program quick win yang ia jabarkan dan terlihat paham atas apa yang dia rencanakan.

Dia juga menyinggung sedikit terkait masalah pembangunan fly-over Kebon Pedes agar tidak ada lagi kemacetan di pintu kereta, serta rekayasa lalu lintas Jl. Mayor Oking dan M.A. Salmun.

Baca juga  Wakil Wali Kota Bogor Apresiasi Tinggi GTP

Walaupun program quick win belum bertujuan untuk LRT yang akan masuk ke Kota Bogor kurang lebih 23 bulan lagi, dirinya berharap apa yang akan dirinya dan Bima capai dalam waktu dekat sebagai pemegang tampuk kekuasaan tertinggi di Kota dengan ikon Tugu Kujang ini, mampu dirasakan oleh banyak masyarakat baik itu warga asli ataupun pelancong.

“Intinya, kita melihat titik mana saja yang menjadi simpul kemacetan dan cepat bisa kita urai, gitu saja,” pungkasnya. [] Fadil

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top