Pendidikan

Bulan Bahasa UNJ, Merdeka Belajar, KBM Bukanlah Beban

BOGOR-KITA.com, JAKARTA – Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam perspektif Merdeka Belajar kata kuncinya yaitu kegiatan belajar mengajar (KBM) bukanlah beban.

Hal itu tersimpul dalam seminar daring bertajuk “Pendidikan Bahasa Indonesia dalam Perspektif Merdeka Belajar” yang digelar Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Jakarta (FBS UNJ) berkolaborasi dengan IKA BINDO (Ikatan Alumni Bahasa Indonesia) UNJ Sabtu (24/10/2020).

Sebagai bagian memperingati Bulan Bahasa 2020, seminar itu bertujuan menjadi ajang praktik baik dalam menyikapi kebijakan Merdeka Belajar pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di semua level Pendidikan (SD-SMP-SMA).

Diikuti 500 peserta dari 28 kota di Indonesia, acara ini dibuka oleh Dr. Liliana Mulaistuti, M.Pd. (Dekan FBS UNJ) dengan menampilkan narasumber: Prof. Dr. Endry Boeriswati, M.Pd. (Wadir PPs UNJ & Guru Besar PBSI UNJ), Drs. Ujang Nurochmat (Guru PBSI SMPN 280 Jakara), dan Sugiyanti Notfar, M.Pd. (Kepsek SMAN 32 Jakarta). Ikut hadir pula Dr. Siti Ansoriyah (KoorProdi PBSI FBS UNJ), Syarifudin Yunus, M.Pd. (Ketua IKA BINDO UNJ), dan Nur Sekhudin, M.Pd. (dosen PBSI UNJ) selaku moderator.

Baca juga  Press Tour ke Kota Bogor, Kemendikbud Ristek Gali Informasi Implementasi Merdeka Belajar

Sebagai informasi, Bulan Bahasa dan Sastra diselenggarakan setiap Oktober untuk memperingati Sumpah Pemuda.

“Kegiatan bulan bahasa ini sangat bagus dan mencerahkan. Animonya pun sangat besar. Apalagi semua pembicara pun alumni. Prodi dan alumni harus terus kolaborasi. Agar dapat memberi pencerahan bagi guru-guru Bahasa Indonesia di manapun,” ujar Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd.

Prof. Endry dalam paparannya menegaskan merdeka belajar hakikatnya upaya menjadikan proses belajar pada jenjang apapun untuk mampu melahirkan lulusan yang bisa jadi pemimpin yang menguasai pekerjaan atau pekerja yang mampu memimpin.

Sementara Ujang Nurochmat menyatakan guru Bahasa dan Sastra Indonesia sejatinya sudah merdeka dalam belajar sejak lahir. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Indonesia harus kembali ke khittah belajar, yaitu harus mampu memerdekakan guru dalam mengajar dan  memberi ruang kreativitas siswa dalam belajar.

Baca juga  Usai Buka Kejuaraan DBL, Bima Jajal Kemampuan Bermain Basket

Sugiyanti Notfar pun menjelaskan ada 4 program merdeka belajar yaitu USBN diganti Ujian Sekolah, UN diganti Asesmen Kompetensi Minimal (AKM), RPP disederhanakan, dan Zonasi PPDB.

“Maka spiritnya siswa dan guru harus senang dalam belajar dan mengajar, di samping mampu membangun pengetahuan dan pemahaman dalam siklus stimulus, respon dan konfirmasi yang efektif. Dengan begitu, siswa tidak hanya sukses secara akademik, tapi juga emosional dan sosial,” kata Sugiyanti.

Apalagi kata dia, dalam situasi Covid-19 seperti sekarang, peran guru Bahasa Indonesia dalam mewujudkan merdeka belajar justru diberi ruang yang sangat besar. Sehingga guru mampu memacu kreativitas dalam mengajar. Agar siswa mampu menggali potensi dirinya, di samping memahami materi pelajaran secara substansial bukan hanya berbasis kurikulum semata.

Seminar daring Bulan Bahasa tahun 2020 ini menjadi bukti antusiasme guru-guru Bahasa Indonesia berbagai daerah dan berbagai jenjang pendidikan. Oleh karena itu, IKA BINDO UNJ Bersama Prodi PBSI FBS UNJ berniat menggelar “seminar daring” Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia setiap bulan. Sebagai upaya menambah wawasan dan ajang tukar pikiran para guru Bahasa Indonesia dalam mengantisipasi merdeka belajar, termasuk berbagi praktik baik dari para narasumber.

Baca juga  432 Siswa SMK N 1 Gunungsindur Ikuti Kegiatan MPLS Selama Tiga Hari

“Insya Allah, seminar daring ini bisa digelar setiap bulan. Agar guru-guru Bahasa Indonesia, terutama yang di daerah bisa mendapat pencerahan dari narasumber yang mumpuni dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di semua jenjang sekolah. IKA BINDO UNJ siap mendukung,” ujar Syarifudin Yunus, Ketua IKA BINDO UNJ di sela acara.

Akhirnya, pembelajaran Bahasa Indonesia dalam perspektif merdeka belajar kata kuncinya adalah kegiatan belajar maupun mengajar bukanlah beban. Melainkan aktivitas yang menyenangkan. Agar terwujud merdeka secara kognitif, afektif, dan perilaku yang bertanggung jawab dan berkualitas. [] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top