BOGOR-KITA.com, BOGOR – Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto bersama Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto, Wakil Ketua II Dadang Danubrata dan Wakil Ketua III Eka Wardhana meninjau ambruknya plafon ruang rapat paripurna gedung DPRD Kota Bogor di Jalan Pemuda, Tanah Sareal, Kota Bogor, Minggu (27/10/2019).
Ambruknya plafon ruang rapat paripurna DPRD Kota Bogor tersebut diakibatkan oleh hujan deras beserta angin pada Sabtu 26 Oktober 2019 sore.
Menurut Bima kualitas fisik Gedung DPRD Kota Bogor sangat buruk, sehingga ketika terjadinya hujan dan angin kencang tembok di atas ruang rapat paripurna tidak bisa menahannya.
“Bogor ini kan kota hujan, frekuensi hujan, angin petir dan lain lain itu sudah seharusnya dihitung, jadi tidak ada itu alasan karena hujan karena angin yang kami lihat justru kualitas fisik bangunan yang sangat buruk,” ucap Bima
Tidak hanya itu, Bima juga melihat bangunan di beberapa bagian tidak dibangun seperti seharusnya, jadi strukturnya, pondasinya dan tiang pancangnya sangat rapuh. Dia juga menilai jika internit di ruang paripurna tidak ditunjang dengan pilar dan penyangga yang kuat.
Dengan demikian, lanjut Bima dirinya akan meminta Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperumkim) untuk melakukan kajian menyeluruh. Setiap sudut dilihat kembali termasuk ruangan anggota dewan.
“Bukan keselamatan, ini soal transparansi ini anggarannya Rp72 miliar, kita ingin lihat lagi dari awal perencanaan yang seperti apa. Tapi kalau tidak sesuai perencanaan berarti ada sesuatu di sini, gak mungkin gedung sekokoh ini temboknya setipis itu dan tidak ditunjang lagi oleh pilar yang kuat. Pertama Disperumkim akan segara turun untuk mendalami ini dan akan berkoordinasi dengan pihak pihak yang diperlukan, kami juga akan lihat dokumen dokumen perencanaannya seperti apa,” katanya.
Sementara, Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto menyayangkan ambruknya plafon ruang rapat paripurna DPRD Kota Bogor ini. Menurutnya sangat riskan bangunan setinggi lima lantai ini memilik dinding yang tanpa penguat beton dan plafon yang tidak ada besi holonya.
“Jadi kami dari pimpinan DPRD sangat prihatin dan menyayangkan kejadian ini meskipun ada faktor alam, tapi saya kira dengan kualitas bangunan yang demikian kita patut prihatin,” ujar Atang.
Setelah melihat kejadian ini, sambung Atang, perlu adanya penyelidikan dan pemeriksaan. Kemudian pihaknya akan melihat perencanaan gedung DPRD tersebut dan dari sisi pelaksanaannya apakah ada kesalahan atau tidak terpenuhinya beberapa standar maupun prosedur.
“Yang jelas kita akan diskusikan, yang pasti kami ingin ada penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui apakah selama ini proses yang sudah terjadi ini, semua persyaratan semua kualifikasi sudah terpenuhi apa belum, dan seandainya terjadi penyimpangan saya kira perlu ada tindakan lebih lanjut,” pungkasnya. [] Ricky