Kota Bogor

Bima Arya Sebut Dua Indikator Dalam Pelaksanaan PTM di Kota Bogor

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Menjelang uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada 4 Oktober mendatang, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto bersama Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dan Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto memberikan pengarahan kepada guru, komite sekolah dan ketua OSIS di SMPN 5 Kota Bogor, Rabu (29/9/2021).

Rencananya sebanyak 44 sekolah tingkat SMP akan menggelar uji coba PTM secara serentak pada 4 Oktober 2021 mendatang.

Wali Kota Bogor, Bima Arya menyampaikan, ada dua indikator dalam melaksanakan PTM, pertama angka covid yang sudah sangat landai, kedua adalah kesiapan prokes dan sistem surveillance di sekolah.

“Sekarang satu hal sudah terpenuhi kondisi yang sudah sangat landai. Jadi, angka BOR sudah sangat landai sekali sudah di bawah 5 persen, kemudian pertumbuhan kasus sudah stabil, bahkan kemarin di bawah 5, ketika masa PPKM angkanya mencapai 700. Jadi aspek pertama sudah terpenuhi situasi sudah landai,” ungkap Bima Arya.

Aspek kedua, lanjut Politisi PAN itu, dirinya meminta semua untuk memastikan check list daftar periksa yang sudah disimulasikan itu betul-betul dipatuhi, ditaati dan dijalankan dari mulai siswa datang sampai pulang dan semua sistemnya harus berjalan, Bima meyakini poin seperti ini sudah siap di sekolah-sekolah yang akan diuji coba.

Baca juga  Muspida Kompak, Torch Relay Asian Games Kota Bogor Sukses

“Point kedua ini harus benar-benar dipastikan yaitu sistem tracing dan surveillance. Harus dipastikan guru, orang tua dan siswa memunyai kesadaran penuh untuk emergency plan atau kondisi darurat. Kalau ada satu siswa saja ada gejala wajib untuk tidak ke sekolah, begitu tidak ke sekolah sistem harus tetap berjalan, orang tua menginformasikan ke sekolah, sekolah melakukan tracing kontak erat dan langsung dilakukan swab semua, kalau ada satu orang saja tidak terinfo kemudain tidak terdeteksi bisa meladak satu klaster, kalau itu terjadi sekolah itu akan kembali ditutup dalam jangka waktu yang tidak bisa diprediksi,” jelasnya.

Menurut Bima, tracing dan surveillance ini sangat penting dalam pelaksanaan PTM, untuk itu dirinya minta orang tua selalu mengecek kondisi anak dari mulai berangkat sampai pulang sekolah, bila ada gejala sedikit harus diam di rumah dan diinformasikan ke sekolah untuk dilakukan tracing.

“Jika ada temen anaknya ada gejala temennya harus jujur, bisa saja terpapar bukan dari sekolah bisa saja dari luar dan menularkan ke sekolah. Jadi mohon disadari karena ini nasib masa depan anak anak, surveillancenya harus berjalan dengan baik, tolong kerjasamanya komite sekolah, siswa, ketua OSIS untuk mengecek teman temannya,” kata Bima.

Baca juga  Rino Indira Gusniawan  Pimpin Polmas Bogor Raya

Untuk aspek ketiga, Bima Arya akan menugaskan direktur vaksin dalam satu minggu untuk fokus ke sekolah. Mereka ditugaskan untuk patroli, memeriksa kondisi prokes di setiap sekolah dan memastikan siswa saat pulang naik kendaraan apa.

“Saya minta camat, lurah, komite sekolah bersama direktur vaksin menentukan sekolahnya mana saja. Saya minta juga kepada dinkes dan puskesmas untuk mengkooordinasikan swab antigen secara rutin sebelum mulai pelaksanaan PTM, paling tidak seminggu sekali di antigen sampai terbangun sistem dan prokes yang betul-betul aman,” jelasnya.

Sementara, Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro menuturkan sekolah hampir 80 persen sudah divaksin, namun dirinya meminta seluruh yang terlibat di sekolah seperti pengantar sekolah harus sudah divaksin.

“Karena, PTM gelombang pertama ini akan menjadi model dan acuan, sekaligus untuk mempelajari apakah ada yang perlu ditambah terkait aturan,” kata Susatyo.

Ia memaparkan, nantinya pihak kepolisian akan memonitor pergerakan siswa di luar sekolah dengan cara patroli untuk mengantisipasi adanya kerumunan siswa usai pulang sekolah.

“Para ketua OSIS dan orang tua harus mengingatkan dan pahami jam keluar sekolah, kalau kami menemukan siswa berkerumun tidak ada alasan yang jelas dan akan kami periksa untuk bahan evaluasi sekolah untuk kembali ke pembelajaran jarak jauh (PJJ),” ujarnya.

Baca juga  Bima Arya Jamu Bupati Solok di Green Garden Cafe KBR

Menurut Kapolresta, saat ini semua orang euforia dengan angka penambahan kasus per hari di bawah 5 kasus, untuk itu dirinya khawatir anak-anak sudah dalam kondisi psikis, karena sudah dua tahun tidak ketemu teman-teman dan sekarang kembali ke sekolah.

“Kita berharap dengan semua aturan ini anak-anak bisa sekolah dengan baik, karena di kota lain PTM dibuka tawurannya lebih dari 50 kejadian, namun bukan masalah tawuran, ada anak sekolah kumpul lebih dari lima orang saja dan tidak ada tujuan maka saya akan evaluasi kembali pelaksanaan PTM,” tegasnya.

Dengan demikian, pelaksanaan PTM ini butuh komitmen yang kuat antara sekolah dan komite sekolah. Jika sudah memenuhi SOP PTM pihak kepolisian seperti babinmas, Kapolsek akan turun ke sekolah untuk memastikan semua kegiatan PTM nerjalan sesuai SOP.

“Kami akan melakukan penegakan prokes bagi para siswa berseragam jika berkumpul kami akan merekomendasikan mencabut izin PTM-nya termasuk vaksin bagi semua yang bekerja di sekolah,” ungkapnya.[] Ricky

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top