Bima Arya: Jangan Hilang Harapan di Masa Sulit Bagi Warga dan Bagi Pemimpin
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Wali Kota Bogor Bima Arya melaksanakan Sholat Idul Fitri 1442 H bersama keluarga besarnya di kediaman pribadi di kawasan Katulampa, Bogor Timur, Kota Bogor, Kamis (13/5/2021). Dalam kesempatan tersebut Bima Arya bertindak sebagai khatib. Sementara imam dipimpin oleh Ustad Alzipco Fauzi yang merupakan ipar dari istri Bima Arya, Yane Ardian.
Dalam khutbahnya, Bima Arya mengatakan di masa yang sangat tidak mudah ini, begitu banyak cobaan dan ujian yang dialami oleh kita semua.
“Tidak sedikit saudara-saudara kita yang telah berpulang ke Rahmatullah mendahului kita, baik karena Covid-19, maupun hal-hal lainnya. Tidak sedikit juga saudara-saudara kita yang ekonominya menurun, pendapatannya berkurang, bahkan ada yang kehilangan pekerjaan sehingga kemudian hidupnya menjadi lebih sulit,” ungkap Bima.
Masa yang sulit ini, lanjut Bima, bukan hanya milik warga, tapi juga masa yang sulit bagi para pemimpin, para umara, para imam, para pemimpin agama, pemimpin politik di manapun dalam menjalankan tugasnya.
“Ikhtiar selalu banyak dihadapkan oleh berbagai macam ujian. Imbauan dari pemerintah kepada warga sangat mengalami banyak ujian ketika warga tidak taat, ketika warga tidak disiplin. Kata-kata dari pemerintah, ucapan, imbauan, juga mengalami banyak ujian ketika banyak yang tidak sepakat. Sekali lagi, masa yang tidak mudah bagi warga, masa yang sangat penuh tantangan dan ujian bagi seluruh pemimpin,” tandasnya.
Bima menyatakan, Islam memerintahkan umatnya untuk tidak putus asa, untuk tidak kehilangan harapan.
“Putus asa atau pesimis melawan banyak sekali ketetapan dari Sang Pencipta. Allah SWT memerintahkan kita untuk selalu menyalakan harapan, untuk selalu tidak putus mengharap kepada kehendak dari Allah SWT yang Insya Allah maha baik. Mengapa kita harus selalu tidak boleh putus harapan? Karena Al Quran menjelaskan juga konsep tentang sunnatullah. Segala sesuatu terjadi karena kehendak Allah. Segala sesuatu telah diatur dengan sangat pasti oleh Allah SWT. Meyakini sunnatullah adalah salah satu keyakinan dan keimanan kita,” ujar Bima.
Islam, lanjut Bima, betul-betul melarang umatnya berputus asa. Allah berfirman dalam surah Al-Hijr Ayat 56. Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang yang sesat.
“Orang-orang yang besar tidak pernah putus asa. Sejarah dicatat dan dibuat oleh para pejuang yang tidak pernah putus asa. Sikap optimis, sikap tak pernah putus asa adalah warisan berharga dari para Nabi. hampir setiap nabi pernah dihadapkan dengan situasi yang sangat sulit. Namun tidak ada seorang pun diantara mereka yang pernah menunjukan sikap pesimis apalagi meninggalkan tugas, menyerah pada keadaan. Mereka tetap melangkah dengan keyakinan bahwa Allah SWT akan membantu,” jelasnya.
Bima Arya juga berkisah tentang Nabi Musa. Kata dia, ketika berada dalam kejaran Firaun setelah berlari dengan cukup jauh, Nabi Musa dan umatnya harus berhadapan dengan lautan yang luas. Rasa cemas menggelayuti para umatnya, bahkan ada yang mengatakan sungguh Firaun pasti akan mendapatkan mereka.
“Namun dengan penuh optimis. Nabi Musa berkata, sesungguhnya Tuhanku bersamaku yang akan memberikan petunjuknya selalu kepadaku,” katanya.
Bima Arya mengajak untuk selalu berbaik sangka kepada Allah SWT. Yakinkanlah bahwa Allah SWT punya skenario yang Insya Allah terbaik untuk umatnya.
“Rasulullah SAW bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim. Janganlah seseorang diantara kalian meninggal dunia, kecuali dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah. Marilah kita sama-sama memperbaiki ketakwaan kita kepada Allah SWT dan mari kita doakan seluruh kaum muslimin di seluruh dunia agar selalu diberikan kesehatan, agar selalu mendapatkan ridho dan barokah dari Allah SWT agar selalu diberikan kekuatan untuk terus menjaga harapan dan tidak putus asa,” pungkasnya.
Usai Sholat Ied, Bima Arya bersama keluarga melakukan tradisi sungkem. Selain itu juga Bima Arya menghadiri silaturahmi secara virtual bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan para kepala Daerah se-Jawa Barat.