Kota Bogor

Bima Arya: Ganjil Genap Bukan Lockdown

Wali Kota Bogor Bima Arya dalam diskusi publik yang diselenggarakan oleh Kelompok Wartawan (Pokwan) DPRD Kota Bogor dalam kegiatan Podcast Sowan, Rabu (17/2/2021).

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Ganjil genap adalah satu dari 13 kebijakan yang diberlakukan Pemerintah Kota Bogor untuk menekan laju penularan covid-19. Ganjil genap itu bukan lockdown, sehingga masyarakat masih bisa menjalankan mobilitas, asal sesuai dengan kebijakan ganjil genap.

Hal ini dikemukakan Wali Kota Bogor Bima Arya dalam diskusi publik yang diselenggarakan oleh kelompok wartawan (pokwan) DPRD Kota Bogor dalam kegiatan Podcast Sowan, Rabu (17/2/2021).

Dalam diskusi yang dipandu Aldo Herman, hadir Wakil Ketua DPRD Kota Bogor yang juga Koordinator Komisi 4 DPRD Kota Bogor Jenal Mutaqin, perwakilan dari pengusaha yakni Ketua PHRI Kota Bogor Yuno Abeta Lahay.

Ketua PHRI Kota Bogor Yuno Abeta Lahay, seperti diberitakan pers, mengatakan hahwa kebijakan ganjil genap menurunkan okupansi hotel lebih 50 persen.

Bima Arya menjelaskan, tentang konteks penerapan kebijakan ganjil genap dikarenakan angka kasus covid-19 Kota Bogor sempat mencapai puncak. Untuk itu kata Bima perlu ada strategi untuk menekan laju pertumbuhan kasus covid-19.

Menurut Bima, ada berbagai pilihan kebijakan di antaranya adalah penerapan ganjil genap.

“Karena kalau kita telaah data menunjukan bahwa klaster pertama adalah klaster keluarga kedua adalah klaster dari luar kota, jadi intinya adalah warga yang punya mobilitas keluar kota atau masuk ke dalam Bogor menulari keluarga sehingga klaster keluarga meledak, jadi kuncinya adalah menekan mobilitas,” ucap Bima.

Baca juga  Ganjil Genap, Okupansi Hotel di Kota Bogor Turun Lebih 50 Persen, Pemerintah Diharapkan Beri Solusi

Bima menjelaskan, bahwa ganjil genap adalah hanya satu dari 13 kebijakan yang dikeluarkan untuk menekan laju pertumbuhan kasus terkonfirmasi positif covid-19.

Faktanya kebijakan ganjil genal tersebut berhasil menurunkan kasus covid-19.

“Data menunjukan pada tanggal 6 Februari kasus di Bogor mencapai puncak 180 perhari, 15 Februari kemarin turun menjadi 105. Belum pernah terjadi sebelumnya penurunan kasus secara signifikan di masa pandemi Kota Bogor,  jadi pertama mobilitas berkurang kedua laju positif juga berhasil ditekan,” katanya.

Mengenai dampak terhadap ekonomi Bima menegaskan ganjil genap bukanlah lockdown, sehingga masyarakat masih bisa menjalankan mobilitas, asal sesuai dengan kebijakan ganjil genap.

“Setelah diperpanjang kebijakan ganjil genap hanya berlaku di hari Sabtu dan Minggu pada pukul 09.00 sampai pukul 18.00 WIB,” ujarnya.

Sementara, Ketua PHRI Kota Bogor Yuno Abeta Lahay menuturkan, bahwa kebijakan ganjil genap sangat memberi pengaruh terhadap tingkat hunian hotel terlebih di minggu kedua saat akhir pekan minggu lalu.

Baca juga  Kontribusi 4 Pengembang Penuhi 75 Persen Kebutuhan Lahan untuk Jalan BIRR

Namun, lanjut Yuno ketika mendengar informasi kebijakan ganjil genap diperpanjang, para pengelola hotel pun membuat kreasi dengan memanfaatkan ganjil genap sebagai konten atau item promosi.

“Sejak kemarin diperpanjang itu muncul kreatifitasnya justru identitas atau item ganjil genap dijadikan oleh teman-teman menjadi sebuah promosi, contoh promo ganjil genap di tanggal ganjil harga ganjil, ditanggal genap harga genap, dan ada ini lebih gila lagi, bagi mobil yang bisa lolos ganjil genap ditanggal ganjil dapat diskon ekstra bisa lolos bisa ekstra angle promo karena kita promo diskon abis-abisan,” katanya.

Terkait keamanan dan kenyamanan serta kebersihan di dalam hotel, Yuno memastikan bahwa standart hotel sudah sesuai dengan settifikasi kementerian dalam bentuk CHSE.

Wakil Ketua DPRD Kota Bogor Jenal Mutaqin menuturkan, pihaknya menyoroti beberapa hal terkait penananan covid-19.

Di antaranya adalah mengenai sosialisasi dan edukasi soal kebijakan ganjil genap, vaksisnasi covid-19 dan data covid-19.

Baca juga  Panik Dikejar Debt Colector, Terios Tabrak Sepeda Motor di Jalan Siliwangi

Jenal menilai, masyarakat lebih takut kepada aturan daripada terhadap Covid-19 itu sendiri.

“Karena dari dulu pemkot melakukan sosialisasi dan edukasi serta sosialisai tidak berpengaruh. Bahkan ketika kasus covid-19 terus meroket, mereka berkerumun.Kali ini dengan ketegasan Polri membuktikan, bukti bahwa warga lebih takut terhadap aturan ketimbang covid-19. Faktanya ketika ganjil genap diterapkan, penurunan angka lalu lintas di Kota Bogor cukup lengang,” tuturnya.

Jenal berharap, agar kebijakan ganjil genap tersampaikan kepada masyarakat, ganjil genap tidak hanya inovasi diawal-awal, ganjil genap bukan rekayasa atau skenario pimpinan atau Forkompinda, tapi ini upaya yang ternyata berhasil karena memang selama ini belum pernah ada capaian yang positif terhadap penurunan angka covid 19 di Kota Bogor.

Jenal juga menyinggung data covid-19. Jenal meminta ada paparan yang jelas terkait jumlah penambahan orang yang terkofnirmasi positif, misalnya ada penjelasan berapa jumlah kasus positif dari orang yang melakukan swab di hari yang sama.

“Kan kita enggak tahu, jadi ukuran penurunan angka covid-19 itu harus betul-betul dipahami dan dimengerti publik,” tandasnya. [] Ricky

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top