BOGOR-KITA.com, CIBINONG – Borderline Economic Summit (BES). Ini adalah istilah baru di Kabupaten Bogor. Istilah ini digagas oleh Bupati Bogor Ade yasin.
BES memang bukan hal baru di Kabupaten Bogor. Sebab, di era Bupati Bogor Rachmat Yasin yang memimpin Kabupaten Bogor 2008 – 2013, publik Bogor familiar dengan istilah Bogor Economic Summit dengan singkatan sama yakni BES.
Bedanya, Bogor Economic Summit versi Rachmat Yasin hanya menyangkut dua daerah, yakni Kota Bogor dan Kabupaten Bogor.
Sedang Borderline Economic Summit di era Ade Yasin mempertemukan 11 kepala daerah yang secara administratif berbatasan dengan Kabupaten Bogor. Kesebelas daerah itu meliputi 4 kota dan 7 kabupaten yaitu Kota Bogor, Kota Depok, Kota Tanggerang Selatan, Kota Bekasi serta Kabupaten Tanggerang, Karawang, Cianjur, Sukabumi, Purwakarta, Karawang dan Lebak.
BES versi Rachmat Yasin pertama kali diadakan pada 14 dan 15 Juli 2010 di Hotel Novotel Bogor.
Pada BES pertama Kabupaten Bogor bertindak menjadi tuan rumah. Lalu BES ke-2 diadakan pada 16 Mei 2013 di IPB Convention Center (Botani Square), BES ke-2 Kota Bogor ini Kota Bogor sebagai tuan rumah. Kabupaten Bogor kembali menjadi tuan rumah perhelatan BES ke-3 tahun 2014.
Sedang BES versi Borderline Economic Summit versi Ade Yasin, digelar pertama kali di Hotel Pullman Ciawi tanggal 9 Desember 2019 mendatang. Dalam rapat dengan perwakilan 11 daerah peserta di ruang rapat Bupati Bogor, di Jalan Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor, Senin (25/11/2019), dikatakan BES 9 Desember 2019 mendatang akan membahas 7 isu strategis antara lain Jalur Poros Tengah Timur atau Jalur Puncak II, LRT Jabobetabek, dan lainnya. [] Hari