Rahadi Teguh Wiratama
BOGOR-KITA.com – Bertele-telenya pengajuan nama calon wakil bupati, berpotensi merusak iklim investasi di Kabupaten Bogor. Penegasan ini dikemukakan peneliti dari Cesda-LP3ES, Rahadi Teguh Wiratama dalam percakapan dengan BOGOR-KITA..com melalui sambungan telepon, Jumat (10/4/2015). “Jelas, belum diajukannya nama calon wakil bupati itu berpotensi merusak iklim investasi di Kabupaten Bogor,” tegas Rahadi.
Menurut Rahadi, potensi merusak itu bisa datang dari dua sektor. Pertama dari sektor pemerintah. Kedua dari sektor swasta. Dari sektor pemerintah, terkait dengan dana-dana pembangunan yang ada di departemen, pemerintah provinsi, atau juga dana hibah dari luar negeri yang biasanya disalurkan untuk berbagai kepentingan pembangunan di Kabupaten Bogor.
Pihak luar, kata Rahadi, biasanya tidak ambil pusing denan alasan mengapa pengajuan calon wakil bupati bertele-telenya. Bagi mereka, hal itu cepat saja ditafsirkan sebagai tidak kompaknya unsur partai politik (legislatif) dengan eksekutif.
“Ketidakkompakan itu yang berpotensi merusak iklim investasi di Kabupaten Bogor,” kata Rahadi. Merusak iklim investasi, karena pemegang kebijakan penyaluran dana-dana yang ada di departemen, atau di pemerintahan provinsi, atau dana hibah dari luar negeri, merasa merasa tidak nyaman berkomunikasi dengan pemerintah. Demikian juga pihak swasta yang berniat menjajaki peluang investasi di Kabupaten Bogor, akan merasa tidak nyaman. “Investor yang sudah menjajaki dan memutuskan untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Bogor, tidak tertutup kemungkinan, sekarang stop dulu sampai situasi pemerintah pulih kembali,’ kata Rahadi.
Untuk segera enakhiri situasi seperti itu, Rahadi menilai, tidak ada jalan lain, persoalan wakil bupati itu harus segera diselesaikan. [] Admin