BOGOR-KITA.com, CIBINONG – Sangat kuat keberpihakan Bupati Bogor Ade Yasin terhadap kepentingan rakyat Kabupaten Bogor. Hal ini terlihat dari rencana pemerintah pusat membangun Bendungan Cibeet dan Bendungan Cijurey. Bendungan Cijurey berada di Kecamatan Tanjungsari sementara bendungan Cibeet mencakup dua kecamatan yaitu Kecamatan Tanjungsari dan Cariu
Keberpihakan Ade Yasin terhadap masyarakat Kabupaten Bogor tegas terlihat saat melakukan percakapan dengan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Bob Arthur Lombogia.
Bob Arthur sebelumnya menyampaikan kendala pembangunan Bendungan Cibeet ke Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. Bob, menyatakan masyarakat menolak pembangunan Bendungan Cibeet, Penolakan itu terkait dengan pembebasan lahan.
“Kemudian beliau tanya kepada saya, bagaimana Ibu Bupati? Saya bilang bahwa Bendungan Cibeet itu fungsinya mengairi, tapi kemanfaatannya kepada masyarakat sekitar kurang,” kata Ade Yasin menirukan jawabannya kepada Bob Arthur di Pendopo Bupati Bogor, Cibing, Selasa (25/2/2020).
Pasalnya, kata Ade Yasin, Bendungan Cibeet hanya mengairi wilayah Bekasi dan Karawang,sehingga masyarakat sekitar kurang menerima manfaat.
Akhirnya dicapai kesepakatan, di mana pembangunan Bendungan Cibeet dilanjutkan, dengan catatan Bendungan Cijurey juga harus dibangun.
“Bendungan Cijurey ini memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar karena akan mengairi sawah-sawah yang ada di Kecamatan Tanjungsari, Cariu, Sukamakmur dan Jonggol,” kata Ade Yasin.
Dengan kesepakatan tersebut, Bupati Bogor menyatakan, Pemkab Bogor siap membantu memuluskan proses pembebasan lahan untuk Bendungan Cibeet yang membutuhkan lahan sekitar 1.040 hektare. Ade Yasin mengtakan, langsung bergerak memerintahkan Sekertaris Daerah Kabupaten Bogor untuk segera melakukan sosialisasi.
“Tolong sosialisasi ke masyarakat, bahwa keduanya (Bedungan Cibeet dan Bendungan Cijurey) akan dibangun, kami minta masyarakat membantu untuk mempermudah,” kata Ade Yasin.
Ade Yasin menjelaskan, pembebasan lahan untuk Bendungan Cibeet cukup berat. Pasalnya, 1.040 hektare lahan yang dibutuhkan, sebagian besar merupakan lahan pertanian dan pangan berkelanjutan (LP2B) yang telah masuk dalam Peraturan Daerah kabupaten Bogor.
“Tapi karena ada kepentingan pemerintah pusat kita dahulukan,” katanya.
Kendati demikian, Ade Yasin menyatakan, pemerintah pusat harus mengompensasi LP2B yang terdampak.
“Harus diganti, karena lahan itu termasuk penghasil pertanian yang subur. Itu harus jalan dua-duanya. Kita gak mau di PHP (harapan palsu),” ucapnya.
Sejauh ini, ia menjelaskan, Bendungan Cibeet sudah dalam proses pengerjaan. Sedangkan Bendungan Cijurey, dalam pembahasan untuk segera diimplementasikan.
“Jadi itu sudah ada progres di Kementrian PUPR, sudah dibahas. Detail Engineering Design (DED)-nya sudah ada. Kita tinggal tunggu pengerjaannya,” jelasnya.
Bob Arthur Lombogia mengatakan, pembangunan Bendungan Cibeet sudah dikerjakan sejak tahun 2018. Namun, terkendala pembebasan lahan.
Selain menanggulangi banjir, Bob menjelaskan, Bendungan Cibeet tetap dapat menjadi air baku, mengairi lahan pertanian dan industri. Pasalnya, Bendungan tersebut dapat mengairi lahan seluas 1.171 hektare.
“Nanti kelebihan air ini kita suplai untuk kebutuhan air yang ada di daerah bawah, untuk kebutuhan air di Bekasi, kemudian air untuk industri, dan air baku di Karawang,” jelas Bob.
Ditambahkan, daya tampung Bendungan Cibeet setidaknya mencapai 63 juta kubik air. Karena itu, dia menepis, tidak adanya kebermanfaatan bagi masyarakat Kabupaten Bogor.
“Jadi, Cibeet ini akan digunakan juga untuk kebutuhan masyarakat di Kabupaten Bogor,” katanya, dilansir Diskominfo Kabupaten Bogor.
Terkait Bendungan Cijurey, Bob menjelaskan, akan melakukan review design. Dengan demikian, pembangunan keduanya dapat dilaksanakan secara beriringan.
“Kalo Cibeet langsung dilanjutkan, karena tahun kemarin saya hentikan, sementara Cijurey sudah ada dari pihak konsultan, kita akan lanjut review design sesuai persyaratan dan mulai membangun,” kata Bob. [] Admin