BOGOR-KITA.com – Bupati Bogor Ade Yasin dan Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan menarik menjadi rujukan bagaimana membangun kesatuan dalam keberagaman, dan kebersamaan keanekaragaman.
Betapa tidak, dengar curhat Bupati Bogor Ade Yasin yang adalah Ketua Koalisi Partai calon nomor 1 Jokowi – Mar’uf Amin dan Wabup Iwan Setiawan yang merupakan Ketua Koalisi Partai calon nomor 2 Prabowo Subianto – Sandiaga Uno sebagaimana dikutip dari akun instagram Ade Yasin, Sabtu (16/2/2019) sebagai berikut,
Bupati: Pak Iwan tunduh nya (Pak Iwan ngantuk ya, Red)
Wabup: Iya Bu, begadang terus persiapan kampanye nomor 2
Bupati: Sama atuh Pak Iwan, saya juga akhir pekan kampanye nomor 1.
Bandingkan dengan pernyataan-pernyataan yang muncul di berbagai media massa yang luar biasa frontal. Kedua kubu nyaris tidak memiliki garis persamaan terhadap situasi dihadapi bangsa ini. Apa yang baik bagi kubu yang satu merupakan hal yang tidak baik bagi kubu yang lain.
Ade Yasin adalah mantan Ketua DPC PPP Kabupaten Bogor, sekarang Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pambangunan (DPW PPP) Jawa Barat (Jabar). Sedangkan Iwan Setiawan adalah Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Bogor.
Keduanya berpasangan pada Pilkada 2018 lalu dan keluar sebagai pemenang, sehingga keduanya menajdi Bupati dan Wakil Bupati Bogor sekaligus menjadi orang nomor satu dan orang nomor dua di Kabupaten Bogor.
Bagaimana kedua pemimpin yang berbeda partai dan capres ini ini bisa bersatu dalam perbedaan dan membangun kebersamaan di dalam keberagaman?
Terlebih di dapil Kabupaten Bogor, yang dikenal sebagai dapil dengan daftar pemilih tetap (DPT) mencapai lebih 3 juta suara, sebuah jumlah yang sangat besar, bahkan lebih dari jumlah suara beberapa propinsi.
Pada pemilu 2014 lalu, Prabowo yang ketika itu berpasangan dengan hatta Radjasa berhasil meraih suara Kabupaten Bogor jauh melebih suara yang diraup oleh Jokowi yang ketika itu berpasangan dengan Jusuf Kalla.
Pada Pemilu 2014 itu, di Dapil Kabupaten Bogor, Jokowi – JK memperoleh 852.888 suara atau 34.27 persen, sedang Prabowo – Hatta memperoleh 1.636.134 suara atau 63.73 persen.
Kondisinya hampir sama dengan Dapil Kota Bogor di mana, Jokowi-JK hanya memperoleh 210.578 atau 38,23 persen suara, sedang Prabowo – Hatta memperoleh 340.286 suara atau 61,77 persen.
Kedua capres kini sama-sama “anak” Bogor, Prabowo di Hambalang sedang Jokowi di Istana Bogor. Persaingan keduanya berpotensi atau bahkan wajar berlangsung sangat ketat, karena kubu Prabowo tentunya ingin mempertahankan kemenangan di Kota dan Kabupaten Bogor, sedang kubu Jokowi ingin mengubah peta perolehan suara.
Dalam perspektif ini, dialog antara Bupati Bogor Adfe Yasin dan Iwan Setiawan seperti di atas menjadi sangat menarik. Keduanya sibuk memanfaatkan hari libur untuk urusan pilpres mendukung capres masing-masing, tetapi keduanya memperlihatkan sikap yang akur.
Apa resepnya bisa akur? “Ruang politik mah dibuat enjoy aja, supaya tetap asyik,” kata Ade Yasin. [] Admin